Cerdas! Minta Dikeluarkan dari Reruntuhan Gempa, Pria Ini Bagikan Lokasinya di WA
Jum'at, 10 Februari 2023 - 14:06 WIB
ANKARA - Tim penyelamat korban gempa bumi Turki tengah berpacu dengan waktu untuk menarik para korban yang tertimbun tertimbun reruntuhan bangunan di wilayah yang dilanda gempa di Suriah dan Turki .
Upaya mereka sedikit terbantu dengan aksi cerdas dari seorang mahasiswa universitas Turki. Ia membagikan posisinya via WhatsApp membuat tim penyelamat berhasil menemukan ia dan keluarganya yang tertimbun reruntuhan gempa dahsyat pada Senin lalu.
Boran Kubat (20) sedang mengunjungi keluarganya di Malatya, Turki timur, ketika peristiwa gempa kembar itu terjadi.
"Kami tertidur di kedua gempa. Tiba-tiba berguncang, saya menundukkan kepala segera setelah saya membuka mata. Saya melihat ibu saya jatuh di samping saya, area hitam terbentuk di siang hari," katanya kepada kantor berita Turki Anadolu Agency, seperti dikutip dari Unilad, Jumat (10/2/2023).
Saat dunia di sekelilingnya runtuh, mahasiswa universitas Istanbul itu merasakan ponselnya jatuh di sampingnya.
Siswa tersebut kemudian mengunggah video ke WhatsApp, menjelaskan alamatnya secara detail dan memohon bantuan dari tim penyelamat.
“Siapapun yang melihat status WhatsApp ini, mohon datang dan bantu,” pintanya.
"Tolong, semuanya, datang dan selamatkan kami sekarang," sambungnya.
Tim penyelamat sebenarnya mengindahkan panggilannya, dengan Kubat menelepon teman-temannya dan membagikan lebih banyak detail di media sosial sementara dia menunggu di bawah reruntuhan selama hampir enam jam.
"Kami menelepon sepanjang waktu, tetapi telepon (berdering) sekali dan tidak berfungsi," jelas pria berusia 20 tahun itu.
"Teman-teman saya banyak membantu. Mereka memukul kami dengan palu godam. Saya berkata 'tempat ini'. Mereka menemukan kami setelah empat atau lima pukulan," dia menambahkan.
Kubat memberi tahu Anadolu bahwa ibunya diselamatkan bersamanya, tetapi paman dan neneknya masih terperangkap di reruntuhan rumah mereka.
Dia berterima kasih kepada mereka yang mendengar suaranya di media sosial dan bergegas membantunya.
Meskipun harapan mulai memudar dan saat misi penyelamatan berubah menjadi penemuan jenazah, beberapa orang yang beruntung masih dapat ditarik dari reruntuhan hidup-hidup.
Dilaporkan Reuters, seorang anak laki-laki berusia dua tahun diangkat dari puing-puing oleh tim penyelamat gabungan Rumania dan Polandia 79 jam setelah gempa.
Dalam video yang dirilis oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki, bocah itu menangis ketika dia ditarik dengan lembut dari lubang tempat dia terjebak.
Anak laki-laki yang mengenakan sweter bergaris-garis biru, putih dan hitam itu dibawa pergi dengan selimut untuk menerima bantuan medis.
Menurut sebuah laporan oleh Universitas Bogazici Turki, 40 persen kota Kahramanmaras di Turki, pusat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter telah hancur.
Upaya mereka sedikit terbantu dengan aksi cerdas dari seorang mahasiswa universitas Turki. Ia membagikan posisinya via WhatsApp membuat tim penyelamat berhasil menemukan ia dan keluarganya yang tertimbun reruntuhan gempa dahsyat pada Senin lalu.
Boran Kubat (20) sedang mengunjungi keluarganya di Malatya, Turki timur, ketika peristiwa gempa kembar itu terjadi.
"Kami tertidur di kedua gempa. Tiba-tiba berguncang, saya menundukkan kepala segera setelah saya membuka mata. Saya melihat ibu saya jatuh di samping saya, area hitam terbentuk di siang hari," katanya kepada kantor berita Turki Anadolu Agency, seperti dikutip dari Unilad, Jumat (10/2/2023).
Saat dunia di sekelilingnya runtuh, mahasiswa universitas Istanbul itu merasakan ponselnya jatuh di sampingnya.
Siswa tersebut kemudian mengunggah video ke WhatsApp, menjelaskan alamatnya secara detail dan memohon bantuan dari tim penyelamat.
“Siapapun yang melihat status WhatsApp ini, mohon datang dan bantu,” pintanya.
"Tolong, semuanya, datang dan selamatkan kami sekarang," sambungnya.
Tim penyelamat sebenarnya mengindahkan panggilannya, dengan Kubat menelepon teman-temannya dan membagikan lebih banyak detail di media sosial sementara dia menunggu di bawah reruntuhan selama hampir enam jam.
"Kami menelepon sepanjang waktu, tetapi telepon (berdering) sekali dan tidak berfungsi," jelas pria berusia 20 tahun itu.
"Teman-teman saya banyak membantu. Mereka memukul kami dengan palu godam. Saya berkata 'tempat ini'. Mereka menemukan kami setelah empat atau lima pukulan," dia menambahkan.
Kubat memberi tahu Anadolu bahwa ibunya diselamatkan bersamanya, tetapi paman dan neneknya masih terperangkap di reruntuhan rumah mereka.
Dia berterima kasih kepada mereka yang mendengar suaranya di media sosial dan bergegas membantunya.
Meskipun harapan mulai memudar dan saat misi penyelamatan berubah menjadi penemuan jenazah, beberapa orang yang beruntung masih dapat ditarik dari reruntuhan hidup-hidup.
Dilaporkan Reuters, seorang anak laki-laki berusia dua tahun diangkat dari puing-puing oleh tim penyelamat gabungan Rumania dan Polandia 79 jam setelah gempa.
Dalam video yang dirilis oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki, bocah itu menangis ketika dia ditarik dengan lembut dari lubang tempat dia terjebak.
Anak laki-laki yang mengenakan sweter bergaris-garis biru, putih dan hitam itu dibawa pergi dengan selimut untuk menerima bantuan medis.
Menurut sebuah laporan oleh Universitas Bogazici Turki, 40 persen kota Kahramanmaras di Turki, pusat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter telah hancur.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda