Presiden Taiwan Sumbangkan Gaji untuk Korban Gempa Turki, Suriah Tak Disinggung
Kamis, 09 Februari 2023 - 15:37 WIB
TAIPEI - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Wakil Presiden (Wapres) William Lai akan menyumbangkan gaji sebulan untuk membantu korban gempa di Turki .
Kantor Kepresidenan Taiwan mengumumkan hal itu pada Kamis (9/2/2023). Pengumumaan itu tanpa menyinggung korban gempa di Suriah yang sama menderitanya dengan para korban di Turki.
Tsai dan Lai secara luas diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden dalam pemilu yang dijadwalkan tahun depan.
"[Mereka] berharap dapat melakukan bagian mereka untuk membantu Turki membangun kembali tanah airnya secepat mungkin," bunyi pernyataan Kantor Kepresidenan Taiwan, seperti dikutip Al Jazeera.
Turki, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan yang diklaim China, tetapi keduanya mempertahankan kedutaan de facto di ibu kota masing-masing dan ada penerbangan langsung antara Istanbul dan Taipei.
Tsai mengunjungi Kedutaan Turki secara de facto di Taipei untuk menandatangani buku belasungkawa, menulis: “Hati saya bersama teman-teman Turki kami. Taiwan mendukung Türki!”
Korban Tewas 15.829 Orang
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat gempa magnitudo 7,8 yang melanda Turki dan Suriah pada Senin lalu telah melonjak menjadi 15.829 orang pada hari ini.
Otoritas Turki mengatakan 12.873 orang tewas hingga hari ini. Sedangkn di Suriah dilaporkan 2.992 orang tewas. Dengan demikian, total korban jiwa di kedua negara menjadi 15.829 orang dengan puluhan ribu lainnya terluka.
Tim penyelamat di Turki dan Suriah telah mencari tanda-tanda kehidupan dari sejumlah orang yang terperangkap di reruntuhan. Tim dari lebih dari dua lusin negara telah bergabung dengan puluhan ribu personel darurat lokal dalam upaya tersebut.
Namun skala kerusakan akibat gempa dan gempa susulan yang dahsyat itu begitu besar dan tersebar di wilayah yang begitu luas sehingga banyak orang masih menunggu pertolongan.
Seorang pakar mengatakan jendela bertahan hidup bagi mereka yang terjebak di bawah reruntuhan atau tidak dapat memperoleh kebutuhan dasar telah ditutup dengan cepat. Pada saat yang sama, mereka mengatakan terlalu dini untuk meninggalkan harapan.
“72 jam pertama dianggap kritis,” kata Steven Godby, pakar bahaya alam di Nottingham Trent University di Inggris.
“Rasio kelangsungan hidup rata-rata dalam 24 jam adalah 74%, setelah 72 jam menjadi 22% dan pada hari kelima menjadi 6%.”
Tim penyelamat terkadang menggunakan ekskavator atau mengambil dengan hati-hati melalui puing-puing. Tidak jelas berapa banyak orang yang mungkin masih terjebak.
Kantor Kepresidenan Taiwan mengumumkan hal itu pada Kamis (9/2/2023). Pengumumaan itu tanpa menyinggung korban gempa di Suriah yang sama menderitanya dengan para korban di Turki.
Tsai dan Lai secara luas diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden dalam pemilu yang dijadwalkan tahun depan.
"[Mereka] berharap dapat melakukan bagian mereka untuk membantu Turki membangun kembali tanah airnya secepat mungkin," bunyi pernyataan Kantor Kepresidenan Taiwan, seperti dikutip Al Jazeera.
Turki, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan yang diklaim China, tetapi keduanya mempertahankan kedutaan de facto di ibu kota masing-masing dan ada penerbangan langsung antara Istanbul dan Taipei.
Tsai mengunjungi Kedutaan Turki secara de facto di Taipei untuk menandatangani buku belasungkawa, menulis: “Hati saya bersama teman-teman Turki kami. Taiwan mendukung Türki!”
Korban Tewas 15.829 Orang
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat gempa magnitudo 7,8 yang melanda Turki dan Suriah pada Senin lalu telah melonjak menjadi 15.829 orang pada hari ini.
Otoritas Turki mengatakan 12.873 orang tewas hingga hari ini. Sedangkn di Suriah dilaporkan 2.992 orang tewas. Dengan demikian, total korban jiwa di kedua negara menjadi 15.829 orang dengan puluhan ribu lainnya terluka.
Tim penyelamat di Turki dan Suriah telah mencari tanda-tanda kehidupan dari sejumlah orang yang terperangkap di reruntuhan. Tim dari lebih dari dua lusin negara telah bergabung dengan puluhan ribu personel darurat lokal dalam upaya tersebut.
Namun skala kerusakan akibat gempa dan gempa susulan yang dahsyat itu begitu besar dan tersebar di wilayah yang begitu luas sehingga banyak orang masih menunggu pertolongan.
Seorang pakar mengatakan jendela bertahan hidup bagi mereka yang terjebak di bawah reruntuhan atau tidak dapat memperoleh kebutuhan dasar telah ditutup dengan cepat. Pada saat yang sama, mereka mengatakan terlalu dini untuk meninggalkan harapan.
“72 jam pertama dianggap kritis,” kata Steven Godby, pakar bahaya alam di Nottingham Trent University di Inggris.
“Rasio kelangsungan hidup rata-rata dalam 24 jam adalah 74%, setelah 72 jam menjadi 22% dan pada hari kelima menjadi 6%.”
Tim penyelamat terkadang menggunakan ekskavator atau mengambil dengan hati-hati melalui puing-puing. Tidak jelas berapa banyak orang yang mungkin masih terjebak.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda