Keluarga Inggris Ini Akan Minta Maaf kepada Warga Grenada, Kenapa?

Minggu, 05 Februari 2023 - 13:26 WIB
Laura Trevelyan (kiri) menjelajahi bekas perkebunan budak di Grenada selama kunjungannya pada tahun 2022. Foto/BBC
LONDON - Sebuah keluarga di Inggris secara terbuka akan meminta maaf kepada orang-orang di pulau Karibia Grenada, di mana nenek moyang mereka memiliki lebih dari 1.000 budak pada abad ke-19.

Keluarga aristokrat Trevelyan yang memiliki enam perkebunan gula di Grenada juga akan membayar ganti rugi.

Reporter BBC Laura Trevelyan, seorang anggota keluarga, mengunjungi Grenada pada tahun 2022.



Dia terkejut bahwa leluhurnya telah diberi kompensasi oleh pemerintah Inggris ketika perbudakan dihapuskan pada tahun 1833, tetapi budak-budak Afrika yang dibebaskan tidak mendapatkan apa-apa.

Berbicara kepada BBC dalam kapasitas pribadi, Trevelyan mengenang kunjungannya ke pulau itu untuk sebuah film dokumenter.

"Benar-benar mengerikan. Saya melihat sendiri perkebunan tempat para budak dihukum, ketika saya melihat alat penyiksaan yang digunakan untuk menahan mereka," ujarnya.



"Saya merasa malu, dan saya juga merasa itu adalah tugas saya. Anda tidak dapat memperbaiki masa lalu - tetapi Anda dapat mengakui rasa sakitnya," imbuhnya seperti dikutip dari media yang berbasis di Inggris itu, Minggu (5/2/2023).

Trevelyan mengatakan tujuh anggota keluarganya akan melakukan perjalanan ke Grenada akhir Februari untuk mengeluarkan permintaan maaf publik.

Keluarga tersebut akan memberikan 100 ribu poundsterling atau sekitar Rp1,8 miliar buat membangun dana masyarakat untuk pembangunan ekonomi di pulau miskin dan di Karibia timur.

Trevelyan mengatakan bahwa pada tahun 1834, nenek moyang Trevelyan menerima sekitar 34 ribu poundsterling (Rp618,6 juta) - atau setara dengan sekitar 3 juta poundsterling (Rp54,5 miliar) dalam nilai uang hari ini - atas hilangnya "properti" mereka di Grenada .

"Bagi saya untuk memberikan 100 ribu poundsterling hampir 200 tahun kemudian mungkin itu terlihat sangat tidak memadai," katanya.



"Tapi saya harap kita memberi contoh dengan meminta maaf atas apa yang nenek moyang kita lakukan," imbuhnya.

Komisi Reparasi Nasional Grenada menggambarkan tindakan itu sebagai sesuatu yang terpuji.

Trevelyan, saat ini seorang koresponden BBC di New York, mengatakan dia ingin pergi ke Grenada setelah aksi balas dendam rasial di Amerika Serikat (AS).

Serangkaian pembunuhan orang Afrika-Amerika dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan munculnya gerakan Black Lives Matter (BLM) di AS, yang menyebar ke negara lain.

Tujuan utama BLM adalah perang melawan kekerasan bermotif rasial - termasuk insiden kebrutalan polisi - terhadap orang kulit hitam dan minoritas lainnya.

Gerakan tersebut juga mendorong tekanan publik di beberapa negara untuk kompensasi guna mengatasi ketidakadilan sejarah perbudakan.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More