Iran dan Pakistan Dukung Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid

Selasa, 14 Juli 2020 - 17:23 WIB
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Seyed Abbas Mousavi. Foto/Tehran Times
TEHERAN - Iran dan Pakistan mendukung keputusan Turki yang mengubah status Hagia Sophia dari museum kembali menjadi masjid. Dukungan ini muncul ketika negara-negara Barat dan komunitas Kristen mengecam langkah yang dilakukan Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, mengatakan Teheran senang melihat pembukaan Hagia Sophia untuk ibadah umat Islam.

"Atas pembukaan Hagia Sophia untuk ibadah, yang diterima dengan kepuasan oleh orang-orang Turki dan Muslim, kami juga merasakan sukacita," katanya. (Baca: Balas Turki, Yunani Ancam Jadikan Rumah Ataturk Museum Genosida )



Mengacu pada reaksi beberapa negara Barat terhadap keputusan Ankara, dia mengatakan bahwa nasib Hagia Sophia adalah masalah internal Turki. "Ini adalah masalah yang perlu dinilai dalam konteks kedaulatan nasional Turki," ujarnya, seperti dikutip Greek City Times, Selasa (14/7/2020).

Sementara itu di Pakistan, Chaudhry Pervaiz Elahi, ketua majelis negara bagian Punjab, provinsi terbesar di Pakistan, menyebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan "berani" karena mengubah Hagia Sophia.

“Kami memuji Presiden Recep Tayyip Erdoğan atas keputusannya yang berani tentang status Masjid Hagia Sophia. Ini tidak hanya sesuai dengan keinginan rakyat Turki tetapi seluruh dunia Muslim, ”kata Elahi.

Elahi, anggota Liga Muslim Pakistan (Quaid-I-Azam) yang merupakan mitra koalisi Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, menggarisbawahi dalam sebuah pernyataan bahwa Masjid Hagia Sophia adalah bagian dari warisan budaya untuk seluruh dunia Muslim.

Maulana Masood Azhar, pemimpin kelompok Jaish-e-Mohammad Pakistan, mengatakan dia menyambut "pertobatan" Hagia Sophia.

Kelompok Hamas Palestina menyampaikan ucapan selamat kepada Turki atas keputusannya mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

"Pembukaan Hagia Sophia untuk salat adalah momen yang membanggakan bagi semua Muslim," kata Rafat Murra, kepala kantor pers internasional Hamas, dalam sebuah pernyataan tertulis.

Sekadar diketahui Hagia Sophia di Istanbul atau dikenal sebagai Konstantinopel selesai dibangun sebagai Katedral Kristen Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium pada tahun 537. (Baca juga: Sejarah Hagia Sophia, antara Katedral Kristen Ortodoks dan Masjid )

Pada 1204, Hagia Sophia dikonversi oleh Tentara Salib Keempat menjadi katedral Katolik Roma di bawah Kekaisaran Latin, sebelum dikembalikan lagi menjadi Katedral Ortodoks setelah pembangunan kembali Kekaisaran Bizantium pada 1261.

Pada tahun 1453, Konstantinopel yang menjadi Ibu Kota Kekaisaran Bizantium ditaklukkan oleh Kekaisaran Ottoman di bawah pimpinan Sultan Mehmed II atau dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk. Atas perintah Sultan Mehmed II, Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid.

Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh, lahir republik Turki modern yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk. Dia menjadikan Turki sebagai negara sekular dan pada tahun 1953, Ataturk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum.

Jumat pekan lalu menjadi sejarah lagi ketika Erdogan mengubah bangunan kuno itu kembali menjadi masjid setelah pengadilan administrasi utama Turki mencabut atau membatalkan keputusan pemerintah Ataturk.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More