Mengenal Uighur, Suku Islam yang Mendiami Xinjiang China
Sabtu, 21 Januari 2023 - 18:41 WIB
Sebaliknya, suku Han (suku asli China) yang berperilaku tersebut dianggap sebagai "orang barbar" di mata komunitas Uighur.
Banyak dari suku Han merasa tidak nyaman terhadap Uighur, karena mereka mempercayai bahwa kelompok ini adalah pencuri dan pemarah dan merupakan fanatik agama.
Itu karena suku Han yang kurang pengetahuan tentang perbedaan antara kelompok minoritas Turki. Sehingga ketika terjadi kejahatan yang dilakukan oleh orang Tajik, Kazakh, Kirgistan, Uzbek, atau Tatar, suku Han kemungkinan besar akan menggambarkan pelaku kesalahan kepada pihak berwenang sebagai orang Uighur.
Liang Zheng, seorang peneliti media China di Universitas Xinjiang di Urumqi, menganalisis beberapa surat kabar pemerintah dalam penelitiannya, di mana dia menemukan bahwa penggambaran Uighur dalam media pemerintah China adalah sebagai teroris dan ancaman bagi China sangat meningkat setelah 9/11 (Serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat).
Xinjiang sendiri dikenal sebagai wilayah gurun dan menghasilkan sekitar seperlima dari kapas dunia.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) telah menyuarakan keprihatinan bahwa banyak dari ekspor kapas diambil dengan kerja paksa, dan pada tahun 2021 beberapa merek Barat menghapus kapas Xinjiang dari rantai pasokan mereka.
Pada Desember 2020, penelitian yang dilihat oleh BBC menunjukkan bahwa hingga 0,5 juta orang dipaksa memetik kapas di Xinjiang.
Parahnya lagi, China dilaporkan telah secara paksa mensterilkan wanita Uighur untuk menekan populasi, memisahkan anak-anak dari keluarga mereka, dan berusaha untuk mematahkan tradisi budaya kelompok tersebut.
Laporan itu mendapat kecaman dari berbagai pihak. Dalam forum internasional, beberapa negara seperti AS, Inggris, Kanada, dan Belanda menuding China melakukan genosida.
Analisis data yang terdapat dalam dokumen polisi terbaru, yang disebut "File Polisi Xinjiang", menunjukkan bahwa hampir 23.000 penduduk—atau lebih dari 12% populasi orang dewasa di satu daerah—berada di kamp atau penjara pada tahun 2017 dan 2018.
Banyak dari suku Han merasa tidak nyaman terhadap Uighur, karena mereka mempercayai bahwa kelompok ini adalah pencuri dan pemarah dan merupakan fanatik agama.
Itu karena suku Han yang kurang pengetahuan tentang perbedaan antara kelompok minoritas Turki. Sehingga ketika terjadi kejahatan yang dilakukan oleh orang Tajik, Kazakh, Kirgistan, Uzbek, atau Tatar, suku Han kemungkinan besar akan menggambarkan pelaku kesalahan kepada pihak berwenang sebagai orang Uighur.
Liang Zheng, seorang peneliti media China di Universitas Xinjiang di Urumqi, menganalisis beberapa surat kabar pemerintah dalam penelitiannya, di mana dia menemukan bahwa penggambaran Uighur dalam media pemerintah China adalah sebagai teroris dan ancaman bagi China sangat meningkat setelah 9/11 (Serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat).
Xinjiang sendiri dikenal sebagai wilayah gurun dan menghasilkan sekitar seperlima dari kapas dunia.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) telah menyuarakan keprihatinan bahwa banyak dari ekspor kapas diambil dengan kerja paksa, dan pada tahun 2021 beberapa merek Barat menghapus kapas Xinjiang dari rantai pasokan mereka.
Pada Desember 2020, penelitian yang dilihat oleh BBC menunjukkan bahwa hingga 0,5 juta orang dipaksa memetik kapas di Xinjiang.
Parahnya lagi, China dilaporkan telah secara paksa mensterilkan wanita Uighur untuk menekan populasi, memisahkan anak-anak dari keluarga mereka, dan berusaha untuk mematahkan tradisi budaya kelompok tersebut.
Laporan itu mendapat kecaman dari berbagai pihak. Dalam forum internasional, beberapa negara seperti AS, Inggris, Kanada, dan Belanda menuding China melakukan genosida.
Analisis data yang terdapat dalam dokumen polisi terbaru, yang disebut "File Polisi Xinjiang", menunjukkan bahwa hampir 23.000 penduduk—atau lebih dari 12% populasi orang dewasa di satu daerah—berada di kamp atau penjara pada tahun 2017 dan 2018.
Lihat Juga :
tulis komentar anda