Pelacur Bertarif Rp38 Juta Semalam Banjiri Davos, Hibur Tamu Forum Ekonomi Dunia

Jum'at, 20 Januari 2023 - 07:14 WIB
Liana memasang tarif Rp38 juta per malam untuk kliennya di Davos, Swiss. Foto/thetatva.in
DAVOS - Pertemuan Forum Ekonomi Dunia tahunan di Davos terkenal sebagai klub eksklusif untuk orang-orang kaya dan berkuasa.

Meski demikian, orang-orang dalam industri seks mengungkapkan sisi yang lebih menarik dari apa yang terjadi di balik pintu hotel-hotel mewah tempat para tamu asing itu menginap.

Lebih dari seratus pelacur telah melakukan perjalanan ke Davos di Swiss hanya untuk Forum Ekonomi Dunia (WEF).

Gadis-gadis panggilan mengenakan biaya hingga USD2.500 (Rp38 juta) per malam untuk para tamu di pertemuan tahunan orang kaya dan berkuasa di resor Alpine yang eksklusif.



Seorang pelacur yang menggunakan nama “Liana” mengatakan kepada surat kabar nasional Jerman bahwa dia sering melayani anggota AS dari klub eksklusif elit keuangan dan politik.

Dia mengaku kliennya akan membayar USD750 (Rp11 juta) per jam dengannya atau USD2.500 (Rp38 juta) untuk satu malam.

Liana mengatakan dia mengenakan pakaian bisnis yang cerdas ketika berada di Davos untuk berbaur dengan kerumunan orang-orang besar, staf, dan jurnalis.

Manajer agen pendamping di kota Swiss Aargau, sekitar 160 km dari Davos, mengatakan dia telah membuat 11 pemesanan dan memiliki 25 panggilan lain dari acara tersebut sebelum sepenuhnya berlangsung.

“Beberapa juga memesan pendamping untuk diri mereka sendiri dan karyawan mereka untuk berpesta di kamar hotel,” ujar dia.

Pelacur Jerman Salome Balthus men-tweet tentang pengalamannya menjual tubuhnya dengan harga tertinggi di Davos.

“Berkencan di Swiss selama #WWF berarti melihat moncong senjata penjaga keamanan di koridor hotel pada pukul 2 pagi, dan kemudian membagikan cokelat hadiah dari restoran dengan mereka dan bergosip tentang orang kaya… #Davos #WEF,” tulis Balthus.

Pelacur dengan nama samaran Teutonik berhati-hati merahasiakan identitas kliennya yang kaya, dengan mengatakan, "Percayalah, Anda tidak ingin terlibat dalam proses pengadilan dengan mereka."

Balthus mengatakan hanya perwakilan bisnis di Davos yang menggunakan jasanya, bukan politisi yang "tidak punya waktu maupun keinginan".

“Anda harus memilih antara ‘narkoba’: seks atau kekuatan politik,” jelasnya. “Yang terakhir lebih kuat, tidak menyisakan ruang untuk kepentingan lain dan memakan orang sepenuhnya.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More