AS Bunuh Pentolan al-Qaeda Dalang Serangan Charlie Hebdo
A
A
A
WASHINGTON - Operasi militer Amerika Serikat (AS) telah membunuh tokoh senior al-Qaeda yang mengeluarkan klaim tanggung jawab atas serangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo di Paris. Kematian pentolan al-Qaeda yang jadi dalang serangan terhadap kantor majalah satire itu telah diakui al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).
Situs intelijen pemantau kelompok teror, SITE, melaporkan bahwa, AQAP telah mengatakan Nasser bin Ali al-Ansi tewas dengan anak sulungnya dalam serangan udara AS. Selain itu, militan AQAP lainnya di Yaman juga tewas dalam serangan itu.
Kematian Ansi menjadi tanda bahwa program serangan rahasia pesawat tak berawak AS terhadap al-Qaeda di Yaman itu terus berlangsung, meskipun evakuasi warga sipil AS dari Yaman tersendat-sendat.
Sumber di Pemerintah AS mengatakan bahwa Washington percaya Ansi adalah komandan AQAP Yaman utara. Washington juga percaya tidak ada warga sipil yang tewas dalam operasi militer itu.
Ansi adalah seorang ideolog dan mantan militan yang telah muncul di beberapa video kelompok teror. Dalam pesannya 14 Januari 2015, dia mengklaim bahwa serangan terhadap kantor Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang direncanakan dan dibiayai organisasinya.
Juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, menolak untuk mengomentari kematian Ansi. ”Kami terus memantau ancaman teroris yang berasal dari Yaman. Kami memantau daerah itu untuk mengatasinya,” kata Schultz, seperti dilansir Reuters, Jumat (8/5/2015).
Situs intelijen pemantau kelompok teror, SITE, melaporkan bahwa, AQAP telah mengatakan Nasser bin Ali al-Ansi tewas dengan anak sulungnya dalam serangan udara AS. Selain itu, militan AQAP lainnya di Yaman juga tewas dalam serangan itu.
Kematian Ansi menjadi tanda bahwa program serangan rahasia pesawat tak berawak AS terhadap al-Qaeda di Yaman itu terus berlangsung, meskipun evakuasi warga sipil AS dari Yaman tersendat-sendat.
Sumber di Pemerintah AS mengatakan bahwa Washington percaya Ansi adalah komandan AQAP Yaman utara. Washington juga percaya tidak ada warga sipil yang tewas dalam operasi militer itu.
Ansi adalah seorang ideolog dan mantan militan yang telah muncul di beberapa video kelompok teror. Dalam pesannya 14 Januari 2015, dia mengklaim bahwa serangan terhadap kantor Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang direncanakan dan dibiayai organisasinya.
Juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, menolak untuk mengomentari kematian Ansi. ”Kami terus memantau ancaman teroris yang berasal dari Yaman. Kami memantau daerah itu untuk mengatasinya,” kata Schultz, seperti dilansir Reuters, Jumat (8/5/2015).
(mas)