Emoh Antre, Presiden Malawi Ingin Beli Jet Pribadi
A
A
A
LILONGWE - Presiden Malawi, Peter Mutharika, telah mengungkapkan keinginannya untuk membeli pesawat jet pribadi Air Force One. Alasannya sepele, yakni, dia tidak mau antre di bandara dan menunggu jadwal penerbangan.
Alasan itu memicu kecaman dari publik di Inggris. Sebab, rakyat Malawi hidup susah dan selama ini Inggris mengucurkan bantuan untuk salah satu negara termiskin di Afrika timur itu.
Setelah kembali dari perjalanan ke luar negeri, Presiden Peter Mutharika mengatakan; ”Bayangkan menghabiskan tujuh jam di Bandara Tambo di Johannesburg (Afrika Selatan) hanya untuk terhubung ke (Ibu Kota Malawi) Lilongwe. Bagaimana tidak merepotkan?.”
Menteri Informasi Malawi, Kondwani Nankhumwa, juga membenarkan kebutuhan presiden yang ingin memiliki pesawat jet pribadi itu. ”Dalam semua keadilan di setiap negara membutuhkan jet presiden untuk kenyamanan perjalanan,” katanya, seperti dilansir express.co.uk, Jumat (1/5/2015).
”Presiden mengalami banyak kerugian waktu setiap kali dia berada di penerbangan umum, maka dari itu jadwalnya terpengaruh,” lanjut Nankhumwa.
Niat Presiden Malawi untuk membeli jet pribadi itu tak hanya memicu kemarahan di Inggris tapi juga di Malawi. Rencana presiden itu dianggap tidak masuk akal, mengingat lebih dari setengah jumlah rakyat di Malawi hidup dengan penghasilan kurang dari U$1 per hari.
Nathan Gill, juru bicara Partai Independen Inggris (UKIP) kesal dengan rencana Presiden Malawi itu.”Sebuah pesawat baru harganya biaya £42 juta, lebih dari 50 persen dari bantuan Inggris untuk negara bermasalah itu,” katanya.
Menurutnya, bantuan dari Inggris akan lebih bermanfaat untuk orang-orang Malawi, bukan hanya untuk elite konyol di negara itu.
Alasan itu memicu kecaman dari publik di Inggris. Sebab, rakyat Malawi hidup susah dan selama ini Inggris mengucurkan bantuan untuk salah satu negara termiskin di Afrika timur itu.
Setelah kembali dari perjalanan ke luar negeri, Presiden Peter Mutharika mengatakan; ”Bayangkan menghabiskan tujuh jam di Bandara Tambo di Johannesburg (Afrika Selatan) hanya untuk terhubung ke (Ibu Kota Malawi) Lilongwe. Bagaimana tidak merepotkan?.”
Menteri Informasi Malawi, Kondwani Nankhumwa, juga membenarkan kebutuhan presiden yang ingin memiliki pesawat jet pribadi itu. ”Dalam semua keadilan di setiap negara membutuhkan jet presiden untuk kenyamanan perjalanan,” katanya, seperti dilansir express.co.uk, Jumat (1/5/2015).
”Presiden mengalami banyak kerugian waktu setiap kali dia berada di penerbangan umum, maka dari itu jadwalnya terpengaruh,” lanjut Nankhumwa.
Niat Presiden Malawi untuk membeli jet pribadi itu tak hanya memicu kemarahan di Inggris tapi juga di Malawi. Rencana presiden itu dianggap tidak masuk akal, mengingat lebih dari setengah jumlah rakyat di Malawi hidup dengan penghasilan kurang dari U$1 per hari.
Nathan Gill, juru bicara Partai Independen Inggris (UKIP) kesal dengan rencana Presiden Malawi itu.”Sebuah pesawat baru harganya biaya £42 juta, lebih dari 50 persen dari bantuan Inggris untuk negara bermasalah itu,” katanya.
Menurutnya, bantuan dari Inggris akan lebih bermanfaat untuk orang-orang Malawi, bukan hanya untuk elite konyol di negara itu.
(mas)