Bombardir Yaman, Iran Samakan Saudi dengan Israel
A
A
A
TEHERAN - Garda Revolusi Iran menuduh Arab Saudi sebagai pengkhianat dan menyamakannya seperti musuh Iran, Zionis Israel. Tuduhan itu mengacu pada tindakan Arab Saudi yang memimpin Koalisi Teluk untuk membombardir Yaman.
Koalisi Teluk membombardir Yaman dengan dalih memerangi milisi pemberontak Houthi. Agresi militer yang telah memakan banyak korban jiwa itu, juga diklaim atas permintaan presiden sah Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi, yang melarikan diri ke Riyadh setelah diserang Houthi.
Kritikan keras terhadap Saudi itu disampaikan seorang petinggi Garda Revolusi Iran, Jenderal Mohammad Ali Jafari. Kritikan tajam itu sekaligus menjadi bukti memburuknya hubungan antara Teheran dan Riyadh.
Perseteruan Arab Saudi dan Iran sangat rawan terjadi, karena konflik sektarian antara kelompok Sunni dan Syiah terus memanas di Timur Tengah. Di kawasan Timur Tengah, Saudi dikenal mewakili kubu politik Sunni, sedangkan Iran mewakili kubu politik Syiah.
Jafari mendesak para pejabat Iran untuk menyisihkan masa lalu sebagai pertimbangan dan berbicara untuk menentang kerajaan Arab Saudi terkait agresi militer di Yaman.
”Hari ini, bahaya Arab Saudi telah melangkah mengikuti jejak Zionis Israel. Ini tidak terjadi di masa lalu, dan sekarang lawan revolusi Islam telah menjadi lebih jelas,” katanya, dalam sebuah pernyataan yang dilansir kantor berita IRNA, Senin (27/4/2015).
Saudi dan koalisi Teluk yang telah membombardir Yaman sejak 26 Maret 2015 telah menuding Iran mempersenjatai milisi Houthi di Yaman. Namun, Teheran berkali-kali membantahnya. Houthi sendiri telah menuntut diakhirinya perang di Yaman sebagai syarat untuk melakukan perundingan damai yang disponsori PBB.
Koalisi Teluk membombardir Yaman dengan dalih memerangi milisi pemberontak Houthi. Agresi militer yang telah memakan banyak korban jiwa itu, juga diklaim atas permintaan presiden sah Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi, yang melarikan diri ke Riyadh setelah diserang Houthi.
Kritikan keras terhadap Saudi itu disampaikan seorang petinggi Garda Revolusi Iran, Jenderal Mohammad Ali Jafari. Kritikan tajam itu sekaligus menjadi bukti memburuknya hubungan antara Teheran dan Riyadh.
Perseteruan Arab Saudi dan Iran sangat rawan terjadi, karena konflik sektarian antara kelompok Sunni dan Syiah terus memanas di Timur Tengah. Di kawasan Timur Tengah, Saudi dikenal mewakili kubu politik Sunni, sedangkan Iran mewakili kubu politik Syiah.
Jafari mendesak para pejabat Iran untuk menyisihkan masa lalu sebagai pertimbangan dan berbicara untuk menentang kerajaan Arab Saudi terkait agresi militer di Yaman.
”Hari ini, bahaya Arab Saudi telah melangkah mengikuti jejak Zionis Israel. Ini tidak terjadi di masa lalu, dan sekarang lawan revolusi Islam telah menjadi lebih jelas,” katanya, dalam sebuah pernyataan yang dilansir kantor berita IRNA, Senin (27/4/2015).
Saudi dan koalisi Teluk yang telah membombardir Yaman sejak 26 Maret 2015 telah menuding Iran mempersenjatai milisi Houthi di Yaman. Namun, Teheran berkali-kali membantahnya. Houthi sendiri telah menuntut diakhirinya perang di Yaman sebagai syarat untuk melakukan perundingan damai yang disponsori PBB.
(mas)