Intelijen Top Saddam Juga Dituding Dalang ISIS
A
A
A
BERLIN - Setelah Wakil Presiden Irak era rezim Saddam Hussein, Izzat Ibrahim al-Douri dituding Pemerintah Irak sebagai salah satu dalang ISIS, kini giliran seorang perwira intelijen top rezim Saddam yang juga dituduh hal serupa.
Tuduhan itu muncul dari laporan majalah Jerman, Der Spiegel, Senin (20/4/2015). Perwira intelijen rezim Saddam Hussein yang dituduh sebagai salah satu dalang kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) itu adalah Samir Abd Muhmmad al-Khilfawi.
Dia mendalangi berdirinya kelompok ISIS karena sakit hati oleh invasi Amerika Serikat (AS) terhadap Irak tahun 2003. Pekan lalu, Wakil Saddam Hussein, Izzat al-Douri yang disebut ikut berperan penting dalam berdirinya ISIS diklaim Pemerintah Irak dibunuh pasukan Irak dan milisi Syiah dalam operasi militer besar-besaran di Tikrit. (Baca juga: Dalang ISIS yang Juga Tangan Kanan Saddam Hussein Dibunuh?)
Khlifawi pernah tercatat sebagai kolonel di dinas intelijen angkatan pertahanan udara rezim Saddam Hussein. Menurut laporan majalah Jerman itu, Khilawi dalam operasinya di ISIS menggunakan nama samara Haji Bakar. Tokoh ini dikenal piawai dalam pengawasan atau spionase, pembunuhan serta penculikan.
Setelah tentara rezim Saddam Hussein dibubarkan setelah invasi AS tahun 2003, Khilawi alias Haji Bakar dilaporkan ditahan di sejumlah fasilitas penahanan AS, termasuk penjara Abu Ghraib.
”Bakar merancang di kertas, halaman demi halaman, dengan hati-hati, dia menguraikan tanggung jawab setiap individu, ini tidak kurang dari sejenis cetak biru untuk pengambilalihan (wilayah Irak dan Suriah),” tulis Spiegel.
”Itu bukan sebuah manifesto tentang iman, tetapi rencana teknis yang tepat untuk 'Intelijen Negara Islam'. Kekhalifahan dijalankan oleh sebuah organisasi yang mirip badan intelijen dalam negeri yang terkenal di Jerman Timur,” lanjut laporan majalah Jerman itu mengacu pada operasi badan intelijen ketika Jerman masih terpecah jadi dua.
“Pada tahun 2010, Bakar dan sekelompok kecil mantan perwira intelijen Irak membuat mantan tahanan AS lainnya, seperti Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin resmi ISIS mempermak ‘wajah agama’ dalam kelompok itu,” imbuh Spiegel.
Wartawan Irak, Hisham al-Hashimi, yang merupakan Bakar, mengatakan, bahwa sosok sepupunya itu lebih nasionalis ketimbang Islamis.
Tuduhan itu muncul dari laporan majalah Jerman, Der Spiegel, Senin (20/4/2015). Perwira intelijen rezim Saddam Hussein yang dituduh sebagai salah satu dalang kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) itu adalah Samir Abd Muhmmad al-Khilfawi.
Dia mendalangi berdirinya kelompok ISIS karena sakit hati oleh invasi Amerika Serikat (AS) terhadap Irak tahun 2003. Pekan lalu, Wakil Saddam Hussein, Izzat al-Douri yang disebut ikut berperan penting dalam berdirinya ISIS diklaim Pemerintah Irak dibunuh pasukan Irak dan milisi Syiah dalam operasi militer besar-besaran di Tikrit. (Baca juga: Dalang ISIS yang Juga Tangan Kanan Saddam Hussein Dibunuh?)
Khlifawi pernah tercatat sebagai kolonel di dinas intelijen angkatan pertahanan udara rezim Saddam Hussein. Menurut laporan majalah Jerman itu, Khilawi dalam operasinya di ISIS menggunakan nama samara Haji Bakar. Tokoh ini dikenal piawai dalam pengawasan atau spionase, pembunuhan serta penculikan.
Setelah tentara rezim Saddam Hussein dibubarkan setelah invasi AS tahun 2003, Khilawi alias Haji Bakar dilaporkan ditahan di sejumlah fasilitas penahanan AS, termasuk penjara Abu Ghraib.
”Bakar merancang di kertas, halaman demi halaman, dengan hati-hati, dia menguraikan tanggung jawab setiap individu, ini tidak kurang dari sejenis cetak biru untuk pengambilalihan (wilayah Irak dan Suriah),” tulis Spiegel.
”Itu bukan sebuah manifesto tentang iman, tetapi rencana teknis yang tepat untuk 'Intelijen Negara Islam'. Kekhalifahan dijalankan oleh sebuah organisasi yang mirip badan intelijen dalam negeri yang terkenal di Jerman Timur,” lanjut laporan majalah Jerman itu mengacu pada operasi badan intelijen ketika Jerman masih terpecah jadi dua.
“Pada tahun 2010, Bakar dan sekelompok kecil mantan perwira intelijen Irak membuat mantan tahanan AS lainnya, seperti Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin resmi ISIS mempermak ‘wajah agama’ dalam kelompok itu,” imbuh Spiegel.
Wartawan Irak, Hisham al-Hashimi, yang merupakan Bakar, mengatakan, bahwa sosok sepupunya itu lebih nasionalis ketimbang Islamis.
(mas)