ISIS 'Sulap' Istana Saddam Hussein Jadi Kuburan Massal

Selasa, 14 April 2015 - 11:26 WIB
ISIS Sulap Istana Saddam...
ISIS 'Sulap' Istana Saddam Hussein Jadi Kuburan Massal
A A A
TIKRIT - Pemerintah Irak mengungkap keberadaan kuburan massal di dalam kompleks istana bekas diktator Irak, Saddam Hussein. Menurut kementerian itu, kuburan massal di dalam kompleks istana itu merupakan buatan ISIS yang melakukan pembantaian massal terhadap tentara muda Irak.

Para pejabat Irak menyatakan, ada 10 titik kuburan massal, di mana tiga di antaranya berada di luar kompleks istana dan sisanya berada di dalam kompleks istana Saddam Hussein di Tikrit.

Temuan kuburan massal di kompleks istana Saddam Hussein ini bagian dari temuan kuburan massal di wilayah Tikrit yang diduga berisi sekitar 1.700 mayat tentara muda Irak korban pembantaian kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS). (Baca: Terungkap! Kuburan Massal Berisi 1.700 Mayat Korban ISIS)

Kementerian HAM Irak mengatakan, sudah 164 mayat yang diyakini korban pembantaian ISIS telah digali di sekitar kuburan massal di Tikrit.

”Tim pencari selama seminggu terakhir telah menemukan sisa-sisa jenazah 164 (korban) dari empat titik kuburan massal,” kata juru bicara Kementerian HAM Irak, Kamel Amin, kepada AFP, Selasa (14/4/2015).

Kamel Amin melanjutkan, terungkap sejumlah kuburan massal di Irak termasuk di kompleks istana Saddam Hussein, berkat dokumen dan data ponsel yang menjadi petunjuk adanya pembantaian massal terhadap tentara muda Irak di Kamp Speicher. Korban pembantaian massal itu diyakini sebanyak sekitar 1.700 tentara yang diculik ISIS pada tahun lalu.

Jejak pembantaian massal itu juga terendus setelah seorang militan ISIS yang mendokumentasikan tragedi tersebut mengunggahnya dalam bentuk foto dan video ke internet. Posting-an militan ISIS itu telah memicu kemarahan rakyat Irak yang telah menggalang dukungan untuk melakukan perlawanan terhadap kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghadadi itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mengatakan bahwa dia akan memanfaatkan kunjungannya ke Washington untuk meminta bantuan senjata kepada Presiden Barack Obama untuk melawan ISIS.

”(Prioritas kunjungan ke AS) nomor satu adalah peningkatan serangan yang ditandai dalam kampanye serangan udara dan pengiriman senjata,” kata Abadi, Selasa (14/4/2015), seperti dikutip Reuters.

”Kami memiliki kepentingan di Irak yang memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat, hubungan yang solid berdasarkan rasa menghormati kedaulatan Irak dan rasa saling menghormati satu sama lain,” ujar Abadi di Bandara Baghdad sebelum terbang ke AS.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0898 seconds (0.1#10.140)