Annugemsi: Konflik Yaman Bukan Masalah Sektarian
A
A
A
JAKARTA - Banyak pihak menyebut konflik yang terjadi di Yaman adalah konflik sektarian antara Sunni dan Syiah. Tapi, menurut Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Ibrahim Annugemsi, konflik itu jauh dari masalah sektarian.
Berbicara saat melakukan jumpa wartawan di bilangan Menteng pada Sabtu (11/4/2015), dirinya menuturkan, pertempuran yang saat ini terjadi di Yaman adalah pertempuran melawan kelompok teroris dan bukan pertempuran melawan antara Sunni dan Syiah.
"Sekali lagi bahwa permasalahannya bukan pada Sunni dan Syiah, tapi yang menjadi masalah itu adalah kelompok Houhti ini, yang didirikan oleh Hassan al-Houhti yang juga pernah belajar di Riyadh, yang merupakan kelompok teror," ucap Annugemsi dalam pernyataannya.
Menurutnya, tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syiah, dimana ini terlihat dengan adanya beberapa buku yang ditulis oleh ulama besar Syiah yang dipakai oleh universitas besar di Arab Saudi.
Pernyataan Annugemsi ini sejalan dengan pernyataan seorang ulama Indonesia, yakni Cholis Nafis. Ulama Nahdatul Ulama itu menyatakan, konflik di Yaman tidak ada hubungannya dengan Sunni dan Syiah, dan dirinya berharap tidak ada pihak yang menyeret konflik tersebut pada persoalan paham.
"Serangan yang dilakukan Saudi bukan masalah Sunni atau Syiah, tapi lebih kepada kebaikan umat yang ada di Yaman. Sebab, kalau didiamkan ini akan mengakibatkan huru hara atau korban yang lebih besar," ucapnya.
"Sekali lagi saya tekankan, ini jangan diseret pada persoalan paham, agar konfliknya tidak melebar, lebih baik kira arahkah pada persatuan umat untuk memelihara masyarakat Yaman," tambahnya.
Berbicara saat melakukan jumpa wartawan di bilangan Menteng pada Sabtu (11/4/2015), dirinya menuturkan, pertempuran yang saat ini terjadi di Yaman adalah pertempuran melawan kelompok teroris dan bukan pertempuran melawan antara Sunni dan Syiah.
"Sekali lagi bahwa permasalahannya bukan pada Sunni dan Syiah, tapi yang menjadi masalah itu adalah kelompok Houhti ini, yang didirikan oleh Hassan al-Houhti yang juga pernah belajar di Riyadh, yang merupakan kelompok teror," ucap Annugemsi dalam pernyataannya.
Menurutnya, tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syiah, dimana ini terlihat dengan adanya beberapa buku yang ditulis oleh ulama besar Syiah yang dipakai oleh universitas besar di Arab Saudi.
Pernyataan Annugemsi ini sejalan dengan pernyataan seorang ulama Indonesia, yakni Cholis Nafis. Ulama Nahdatul Ulama itu menyatakan, konflik di Yaman tidak ada hubungannya dengan Sunni dan Syiah, dan dirinya berharap tidak ada pihak yang menyeret konflik tersebut pada persoalan paham.
"Serangan yang dilakukan Saudi bukan masalah Sunni atau Syiah, tapi lebih kepada kebaikan umat yang ada di Yaman. Sebab, kalau didiamkan ini akan mengakibatkan huru hara atau korban yang lebih besar," ucapnya.
"Sekali lagi saya tekankan, ini jangan diseret pada persoalan paham, agar konfliknya tidak melebar, lebih baik kira arahkah pada persatuan umat untuk memelihara masyarakat Yaman," tambahnya.
(esn)