Menteri Nahrawi Sebut Kampus Rawan Disusupi ISIS
A
A
A
BANDUNG - Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia, Imam Nahrawi, menyebut lingkungan kampus rawan disusupi paham atau ideologi radikal seperti ISIS.
Meteri Nahrawi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut memerangi jaringan radikal Islamic State Iraq and Syria (ISIS) dengan memberikan pencerahan kepada generasi muda.
"Para pemuda ini harus bebas dari yang namanya jaringan radikal seperti ISIS,” katanya kepada wartawan, Rabu (18/3/2015).
Menurutnya, jaringan radikal seperti ISIS mudah "mengepakkan sayap" ke kawasan kampus."Karena, kampus ini cukup mudah untuk pembentukan sindikasi radikal dan jaringan narkotika," ujarnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan para pemuda mudah bergabung dengan kelompok radikal seperti ISIS, kata Nahrawi, karena pola pikir para pemuda masih mudah dihasut dengan ideologi-ideologi yang menyesatkan. Faktor lainnya, karena iming-iming material yang menggiurkan.
"Saya rasa pelajaran budi pekerti di tingkat sekolah dasar (SD) harus dimasukan kembali. Secara khusus itu sudah dibahas dengan Kementerian Pendidikan agar anak-anak usia dini tidak hanya dicekoki pelajaran di dalam kelas, tapi juga pelajaran-pelajaran sosial di luar kelas," katanya.
Meteri Nahrawi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut memerangi jaringan radikal Islamic State Iraq and Syria (ISIS) dengan memberikan pencerahan kepada generasi muda.
"Para pemuda ini harus bebas dari yang namanya jaringan radikal seperti ISIS,” katanya kepada wartawan, Rabu (18/3/2015).
Menurutnya, jaringan radikal seperti ISIS mudah "mengepakkan sayap" ke kawasan kampus."Karena, kampus ini cukup mudah untuk pembentukan sindikasi radikal dan jaringan narkotika," ujarnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan para pemuda mudah bergabung dengan kelompok radikal seperti ISIS, kata Nahrawi, karena pola pikir para pemuda masih mudah dihasut dengan ideologi-ideologi yang menyesatkan. Faktor lainnya, karena iming-iming material yang menggiurkan.
"Saya rasa pelajaran budi pekerti di tingkat sekolah dasar (SD) harus dimasukan kembali. Secara khusus itu sudah dibahas dengan Kementerian Pendidikan agar anak-anak usia dini tidak hanya dicekoki pelajaran di dalam kelas, tapi juga pelajaran-pelajaran sosial di luar kelas," katanya.
(mas)