Georgia Tuduh Rusia Bakal Caplok Dua Wilayahnya
A
A
A
GROZNY - Pemerintah Georgia menuduh Rusia telah begerak maju untuk menganeksasi (mencaplok) dua wilayahnya yang memisahkan diri. Rusia dituduh telah memperluas pengaruhnya di dua wilayah itu.
Tuduhan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Georgia, Tamar Beruchashvili. Dia khawatir dengan ulah Moskow yang sudah menandatangani perjanjian integrasi dengan wilayah Abkhazia dan Ossetia selatan, dua wilayah yang memisahkan diri dari Georgia.
”Ini merupakan perkembangan yang sangat berbahaya, tidak hanya untuk keamanan Georgia, tapi kami percaya itu sangat berbahaya bagi keamanan Eropa yang lebih luas, terutama mengingat perang di Ukraina,” ujarnya kepada Reuters, yang dilansir Jumat (27/2/2015).
Beruchashvili, yang bergabung dengan Perdana Menteri Georgia, Irakly Garibashvili, untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Uni Eropa di Brussels pada hari Kamis kemarin, mengatakan bahwa tindakan Rusia sudah mengarah pada upaya pencaplokan dua wilayah itu.”Merayap ke aneksasi,” sebut dia.
Beruchashvili juga mengecam penumpukan militer di Ossetia selatan dan Abkhazia, di mana dia menuding ada 11 ribu pasukan Rusia yang siaga di sana.
“Tujuan Rusia adalah untuk menciptakan dan memelihara konflik beku dan menghambat pelaksanaan keputusan negara berdaulat mengenai pilihan kebijakan luar negerinya,” ujar Beruchashvili, mengacu pada aspirasi Georgia untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO yang membuat Rusia tidak suka.
Georgia dan Rusia pernah berperang pada tahun 2008 untuk memperebutkan Ossetia selatan dan Abkhazia. Setelah perang itu berakhir, Moskow mengakui kedua wilayah itu sebagai negara-negara yang merdeka.
Tuduhan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Georgia, Tamar Beruchashvili. Dia khawatir dengan ulah Moskow yang sudah menandatangani perjanjian integrasi dengan wilayah Abkhazia dan Ossetia selatan, dua wilayah yang memisahkan diri dari Georgia.
”Ini merupakan perkembangan yang sangat berbahaya, tidak hanya untuk keamanan Georgia, tapi kami percaya itu sangat berbahaya bagi keamanan Eropa yang lebih luas, terutama mengingat perang di Ukraina,” ujarnya kepada Reuters, yang dilansir Jumat (27/2/2015).
Beruchashvili, yang bergabung dengan Perdana Menteri Georgia, Irakly Garibashvili, untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Uni Eropa di Brussels pada hari Kamis kemarin, mengatakan bahwa tindakan Rusia sudah mengarah pada upaya pencaplokan dua wilayah itu.”Merayap ke aneksasi,” sebut dia.
Beruchashvili juga mengecam penumpukan militer di Ossetia selatan dan Abkhazia, di mana dia menuding ada 11 ribu pasukan Rusia yang siaga di sana.
“Tujuan Rusia adalah untuk menciptakan dan memelihara konflik beku dan menghambat pelaksanaan keputusan negara berdaulat mengenai pilihan kebijakan luar negerinya,” ujar Beruchashvili, mengacu pada aspirasi Georgia untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO yang membuat Rusia tidak suka.
Georgia dan Rusia pernah berperang pada tahun 2008 untuk memperebutkan Ossetia selatan dan Abkhazia. Setelah perang itu berakhir, Moskow mengakui kedua wilayah itu sebagai negara-negara yang merdeka.
(mas)