Meradang, Amerika: Rusia Benar-benar Kurang Ajar
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) meradang soal situasi di Uraina timur di mana gencatan senjata telah dilanggar kubu separatis pro-Rusia. Washington kembali menyalahkan Moskow dan menyebut Rusia sudah kurang ajar.
Komentar keras itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry. Menurutnya, tindakan Rusia yang terus mendukung separatis pro-Moskow di Ukraina timur yang melanggar gencatan senjata sudah tidak dapat diterima. ”Rusia telah terlibat dalam proses yang benar-benar kurang ajar dan sinis selama beberapa hari terakhir,” ucap Kerry.
”Kami tahu pasti bahwa Rusia telah menyediakan (dukungan militer) kepada separatis, serta bagaimana Rusia terlibat dengan separatis. Ini adalah perilaku yang benar-benar bertentangan dengan apa yang telah dilakukan masyarakat global untuk mencapai (perdamaian) sejak Perang Dunia II,” lanjut Kerry, seperti dilansir news.com,au, Senin (23/2/2015).
Menlu AS itu mengisyaratkan kemungkinan dijatuhkannya sanksi lebih lanjut oleh AS dan Uni Eropa kepada Rusia. Namun, Kerry masih bungkam soal opsi, apakah AS dipastikan untuk memasok senjata mematikan kepada Ukraina untuk memerangi separatis pro-Rusia.
Isyarat untuk memasok senjata itu sebelumnya sudah disampaikan Presiden Barack Obama, namun kepastiannya belum ditentukan sampai saat ini. Sejak konflik di Ukraina timur pecah 10 bulan lalu, sudah lebih dari 5.700 orang tewas.
Sementara itu, militer Ukraina semalam bergegas mengerahkan kekuatan di Kota Mariupol, kota pelabuhan utama Ukraina yang dekat dengan wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia. Ukraina curiga, separatis akan merebut kota pelabuhan penting itu.
Komentar keras itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry. Menurutnya, tindakan Rusia yang terus mendukung separatis pro-Moskow di Ukraina timur yang melanggar gencatan senjata sudah tidak dapat diterima. ”Rusia telah terlibat dalam proses yang benar-benar kurang ajar dan sinis selama beberapa hari terakhir,” ucap Kerry.
”Kami tahu pasti bahwa Rusia telah menyediakan (dukungan militer) kepada separatis, serta bagaimana Rusia terlibat dengan separatis. Ini adalah perilaku yang benar-benar bertentangan dengan apa yang telah dilakukan masyarakat global untuk mencapai (perdamaian) sejak Perang Dunia II,” lanjut Kerry, seperti dilansir news.com,au, Senin (23/2/2015).
Menlu AS itu mengisyaratkan kemungkinan dijatuhkannya sanksi lebih lanjut oleh AS dan Uni Eropa kepada Rusia. Namun, Kerry masih bungkam soal opsi, apakah AS dipastikan untuk memasok senjata mematikan kepada Ukraina untuk memerangi separatis pro-Rusia.
Isyarat untuk memasok senjata itu sebelumnya sudah disampaikan Presiden Barack Obama, namun kepastiannya belum ditentukan sampai saat ini. Sejak konflik di Ukraina timur pecah 10 bulan lalu, sudah lebih dari 5.700 orang tewas.
Sementara itu, militer Ukraina semalam bergegas mengerahkan kekuatan di Kota Mariupol, kota pelabuhan utama Ukraina yang dekat dengan wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia. Ukraina curiga, separatis akan merebut kota pelabuhan penting itu.
(mas)