Kontroversi Raja Abdullah, Isu Punya 30 Istri dan Boneka AS
A
A
A
RIYADH - Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz, 90, yang meninggal dini hari tadi (23/1/2015), mewariskan prestasi bersejarah sekaligus kontroversi yang jadi sorotan dunia.
Beragam sumber yang dirangkum Sindonews.com, menemukan salah satu kontroversi Raja Abdullah yang disebut-sebut memiliki hingga 30 istri dan banyak anak. Laman Guardian, misalnya, menulis Raja Abdullah diyakini memiliki sekitar 30 istri, 15 anak laki-laki, dan 20 anak perempuan.
Raja Abdullah yang meninggal di usia 90 tahun, naik takhta pada tahun 2005 atau saat dia berusia 81 tahun. Dia menggantikan saudara tirinya, Raja Fahd, yang dikenal otokratis dan korup. (Baca: Raja Saudi Abdullah Meninggal, Negeri Kaya Minyak Berduka)
Kontroversi Raja Abdullah yang beristri banyak itu tak lepas dari riwayat ayahnya, Raja Abdulaziz bin Saud. Raja Abdulaziz tercatat menikahi banyak perempuan, termasuk janda musuh yang dia dikalahkan. Ibu Abdullah, Fahda binti Asi al-Shuraim, adalah janda Saud bin Rashid, penguasa Emirat yang dikalahkan Abdulaziz pada tahun 1921, hingga akhirnya terbentuk Kerajaan Arab Saudi.
Abdullah teah melanjutkan tradisi ayahnya dan termasuk memiliki banyak istri, dari berbagai bangsa dan suku di Arab. Tujuan poligami itu, disebut-sebut untuk mengakhiri permusuhan antar-bangsa Arab pada saat itu.
Boneka AS?Sedangkan kisah kebijakan politik Raja Abdullah yang terkenal “mesra” dengan Amerika Serikat sudah lama terjalin sejak bangsa-bangsa Arab dan Israel bermusuhan.
Raja Abdullah berkomitmen ingin menciptakan perdamaian Arab-Israel, termasuk dengan cara menjalin hubungan yang erat dengan AS (sekutu Israel). Gara-gara kedekatan dengan AS, Raja Abdullah kerap dijuluki “boneka” AS. (Baca juga: Berduka, Obama: Abdullah Raja Pemberani)
Tapi, hubungan Saudi dengan AS pernah goyah, setelah serangan 11 September 2001 terhadap gedung WTC. Bukan rahasia lagi, para tersangka serangan 9/11 itu sebagian adalah warga Saudi. Bahkan, ada dokumen rahasia penyelidikan kasus 9/11 yang tidak pernah dibeber AS. Rumor yang muncul, isi dokumen itu menyebut Saudi sebagai donatur serangan 9/11.
Sejak serangan 9/11 itulah, Raja Abdullah berusaha keras memperbaiki hubungan Saudi dengan AS. Termasuk, pada saat ini Saudi bergabung dalam koalisi anti-kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dipimpin AS.
Kendati demikian, prestasi Raja Abdullah sangat banyak. Selain sukses mereformasi kerajaan Arab Saudi tanpa mengubah struktur kekuasaan dan memodernisasi negeri itu, Raja Abdullah, dikenal “pengobral” ampunan bagi para terdakwa yang divonis mati.
Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sendiri mengakui sosok Raja Abdullah yang pengampun, di mana banyak warga Indonesia yang divonis mati mendapat pengampunannya. “Atas permohonan saya, beliau memberikan pengampunan atas banyak WNI yang divonis hukuman mati di Saudi Arabia,” tulis SBY melalui akun Twitter-nya.
Beragam sumber yang dirangkum Sindonews.com, menemukan salah satu kontroversi Raja Abdullah yang disebut-sebut memiliki hingga 30 istri dan banyak anak. Laman Guardian, misalnya, menulis Raja Abdullah diyakini memiliki sekitar 30 istri, 15 anak laki-laki, dan 20 anak perempuan.
Raja Abdullah yang meninggal di usia 90 tahun, naik takhta pada tahun 2005 atau saat dia berusia 81 tahun. Dia menggantikan saudara tirinya, Raja Fahd, yang dikenal otokratis dan korup. (Baca: Raja Saudi Abdullah Meninggal, Negeri Kaya Minyak Berduka)
Kontroversi Raja Abdullah yang beristri banyak itu tak lepas dari riwayat ayahnya, Raja Abdulaziz bin Saud. Raja Abdulaziz tercatat menikahi banyak perempuan, termasuk janda musuh yang dia dikalahkan. Ibu Abdullah, Fahda binti Asi al-Shuraim, adalah janda Saud bin Rashid, penguasa Emirat yang dikalahkan Abdulaziz pada tahun 1921, hingga akhirnya terbentuk Kerajaan Arab Saudi.
Abdullah teah melanjutkan tradisi ayahnya dan termasuk memiliki banyak istri, dari berbagai bangsa dan suku di Arab. Tujuan poligami itu, disebut-sebut untuk mengakhiri permusuhan antar-bangsa Arab pada saat itu.
Boneka AS?Sedangkan kisah kebijakan politik Raja Abdullah yang terkenal “mesra” dengan Amerika Serikat sudah lama terjalin sejak bangsa-bangsa Arab dan Israel bermusuhan.
Raja Abdullah berkomitmen ingin menciptakan perdamaian Arab-Israel, termasuk dengan cara menjalin hubungan yang erat dengan AS (sekutu Israel). Gara-gara kedekatan dengan AS, Raja Abdullah kerap dijuluki “boneka” AS. (Baca juga: Berduka, Obama: Abdullah Raja Pemberani)
Tapi, hubungan Saudi dengan AS pernah goyah, setelah serangan 11 September 2001 terhadap gedung WTC. Bukan rahasia lagi, para tersangka serangan 9/11 itu sebagian adalah warga Saudi. Bahkan, ada dokumen rahasia penyelidikan kasus 9/11 yang tidak pernah dibeber AS. Rumor yang muncul, isi dokumen itu menyebut Saudi sebagai donatur serangan 9/11.
Sejak serangan 9/11 itulah, Raja Abdullah berusaha keras memperbaiki hubungan Saudi dengan AS. Termasuk, pada saat ini Saudi bergabung dalam koalisi anti-kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dipimpin AS.
Kendati demikian, prestasi Raja Abdullah sangat banyak. Selain sukses mereformasi kerajaan Arab Saudi tanpa mengubah struktur kekuasaan dan memodernisasi negeri itu, Raja Abdullah, dikenal “pengobral” ampunan bagi para terdakwa yang divonis mati.
Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sendiri mengakui sosok Raja Abdullah yang pengampun, di mana banyak warga Indonesia yang divonis mati mendapat pengampunannya. “Atas permohonan saya, beliau memberikan pengampunan atas banyak WNI yang divonis hukuman mati di Saudi Arabia,” tulis SBY melalui akun Twitter-nya.
(mas)