PM Australia Sukai Kartun Baru Nabi Muhammad Buatan Charlie Hebdo
A
A
A
SYDNEY - Pemerintah Australia secara tersirat menunjukan sikap mendukung penerbitan kartun baru Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo. Hal ini terlihat dalam pernyataan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott terkait karikatur tersebut.
Dirinya mengatakan, selama ini dia tidak pernah tertarik pada karya-karya yang diterbikan oleh Charlie Hebdo. Namun, untuk karikatur terbaru Nabi Muhammad, dirinya membuat pengecualian, dan menyebut menyukai karya terbaru Chalie Hebdo itu.
"Saya tidak yakin bahwa saya akan menyukai segala sesuatu yang dihasilkan Charlie Hebdo. Tapi, ini adalah kartun nabi (Muhammad) dengan air mata mengalir di wajahnya dan mengatakan semua diampuni," kata Abbott
"Semangat untuk saling memaafkan seperti inilah yang kita butuhkan, terlebih dalam dunia yang penuh dengan kebencian saat ini," ucap Abbott dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (14/1/2015).
Edisi terbaru Charlie Hebdo dengan sampul Nabi Muhammad itu rencananya akan diterbikan sebanyak tiga juta eksemplar, dan akan didistribusikan ke beberapa negara. Langkah terbaru surat kabar satir ini sendiri mendapat kecaman dari beberapa organisasi Islam dunia, dan menyebut hal ini sebagai bentuk provokasi terhadap umat Islam.
Dirinya mengatakan, selama ini dia tidak pernah tertarik pada karya-karya yang diterbikan oleh Charlie Hebdo. Namun, untuk karikatur terbaru Nabi Muhammad, dirinya membuat pengecualian, dan menyebut menyukai karya terbaru Chalie Hebdo itu.
"Saya tidak yakin bahwa saya akan menyukai segala sesuatu yang dihasilkan Charlie Hebdo. Tapi, ini adalah kartun nabi (Muhammad) dengan air mata mengalir di wajahnya dan mengatakan semua diampuni," kata Abbott
"Semangat untuk saling memaafkan seperti inilah yang kita butuhkan, terlebih dalam dunia yang penuh dengan kebencian saat ini," ucap Abbott dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (14/1/2015).
Edisi terbaru Charlie Hebdo dengan sampul Nabi Muhammad itu rencananya akan diterbikan sebanyak tiga juta eksemplar, dan akan didistribusikan ke beberapa negara. Langkah terbaru surat kabar satir ini sendiri mendapat kecaman dari beberapa organisasi Islam dunia, dan menyebut hal ini sebagai bentuk provokasi terhadap umat Islam.
(esn)