Boko Haram Paksa Gadis 13 Tahun Jadi Pembom Bunuh Diri
A
A
A
KANO - Seorang gadis Nigeria 13 tahun diserahkan ayahnya kepada kelompok Boko Haram. Tragisnya, gadis itu dipaksa menjadi pembom bunuh diri.
Gadis bernama Zahra'u Babangida itu mengatakan, para militan Boko Haram mengancam akan menembaknya jika dia tidak bersedia mengenakan rompi bom bunuh diri.
Lantaran takut dengan ancaman Boko Haram, gadis itu akhirnya mengenakan rompi bom bunuh diri. Tapi, dia menolak untuk pergi dan melakukan serangan.
Ini adalah kasus pertama, di mana orang tua di Nigeria rela menyerahkan putrinya kepada Boko Haram untuk melakukan serangan bunuh diri. Gadis itu ditangkap aparat keamanan Nigeria degan bahan peledak yang diikatkan ke tubuhnya.
Zahra'u ditangkap di Kano pada 10 Desember 2014 setelah serangan bom bunuh diri ganda di pasar yang menewaskan 10 orang. Kepada wartawan, gadis itu menceritakan tindakan ayahnya.
Menurutnya, ayah dan ibunya merupakan simpatisan Boko Haram. Pada suatu hari, dia dibawa ayahnya ke sebuah tempat persembunyian Boko Haram di sebuah hutan di dekat Kota Gidan Zana, di negara bagian Kano.
“Mereka (Boko Haram) berkata; ’Dapatkah Anda melakukannya?’ Saya bilang tidak,” kata gadis itu.
“Mereka (Boko Haram) berkata,’Anda akan masuk surga jika Anda melakukannya’. Saya bilang tidak, saya tidak bisa,” katanya lagi, seperti dikutip Daily Mail, semalam.”Mereka lalu mengatakan, bahwa mereka akan menembak saya atau melempar saya ke penjara.”
Kesaksian gadis itu belum bisa diverifikasi secara independen. Dia juga tidak memiliki pengacara. Keberadaan orang tua itu juga tidak diketahui.
Zahara’u mengatakan, dia bukan satu-satunya gadis yang dipaksa menjadi pembom bunuh diri. Ada tiga gadis lainnya yang semuanya dipaksa mengenakan rompi bom bunuh diri. Ketiga gadis itu, kata dia, dibawa Boko Haram ke pasar Kwari, di mana salah satu dari mereka meledakkan diri di pasar tersebut.
Gadis bernama Zahra'u Babangida itu mengatakan, para militan Boko Haram mengancam akan menembaknya jika dia tidak bersedia mengenakan rompi bom bunuh diri.
Lantaran takut dengan ancaman Boko Haram, gadis itu akhirnya mengenakan rompi bom bunuh diri. Tapi, dia menolak untuk pergi dan melakukan serangan.
Ini adalah kasus pertama, di mana orang tua di Nigeria rela menyerahkan putrinya kepada Boko Haram untuk melakukan serangan bunuh diri. Gadis itu ditangkap aparat keamanan Nigeria degan bahan peledak yang diikatkan ke tubuhnya.
Zahra'u ditangkap di Kano pada 10 Desember 2014 setelah serangan bom bunuh diri ganda di pasar yang menewaskan 10 orang. Kepada wartawan, gadis itu menceritakan tindakan ayahnya.
Menurutnya, ayah dan ibunya merupakan simpatisan Boko Haram. Pada suatu hari, dia dibawa ayahnya ke sebuah tempat persembunyian Boko Haram di sebuah hutan di dekat Kota Gidan Zana, di negara bagian Kano.
“Mereka (Boko Haram) berkata; ’Dapatkah Anda melakukannya?’ Saya bilang tidak,” kata gadis itu.
“Mereka (Boko Haram) berkata,’Anda akan masuk surga jika Anda melakukannya’. Saya bilang tidak, saya tidak bisa,” katanya lagi, seperti dikutip Daily Mail, semalam.”Mereka lalu mengatakan, bahwa mereka akan menembak saya atau melempar saya ke penjara.”
Kesaksian gadis itu belum bisa diverifikasi secara independen. Dia juga tidak memiliki pengacara. Keberadaan orang tua itu juga tidak diketahui.
Zahara’u mengatakan, dia bukan satu-satunya gadis yang dipaksa menjadi pembom bunuh diri. Ada tiga gadis lainnya yang semuanya dipaksa mengenakan rompi bom bunuh diri. Ketiga gadis itu, kata dia, dibawa Boko Haram ke pasar Kwari, di mana salah satu dari mereka meledakkan diri di pasar tersebut.
(mas)