Warga Australia Terlibat Perbudakan Seksual ISIS

Kamis, 25 Desember 2014 - 12:43 WIB
Warga Australia Terlibat Perbudakan Seksual ISIS
Warga Australia Terlibat Perbudakan Seksual ISIS
A A A
MOSUL - Aktivis Yazidi, Irak, mengungkap keterlibatan beberapa warga Australia dalam praktik perbudakan seksual terhadap para perempuan oleh kelompok ISIS.

Aktivis Yazidi, Amena Saeed, yang membantu membebaskan para wanita yang ditahan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengatakan bahwa keterlibatan beberapa warga Australia itu berdasarkan pengakuan para korban perbudakan yang dibebaskan.

“Sebagian besar dari mereka yang ditahan oleh teroris adalah perempuan dan anak-anak,” katanya. ”Sejauh ini, sekitar 500 tahanan telah bebas. Beberapa dari mereka yang dibebaskan itu, mengatakan kepada kami bahwa di antara para penjaga tahanan, salah satunya pria Australia.”

Pria itu, menurut saksi, menduduki jabatan senior di kelompok ISIS. ”Gadis-gadis itu telah mengatakan kepada saya bahwa orang ini (warga Australia) terkenal karena ia adalah salah satu pemimpin ISIS,” kata Saeed. "Mereka tinggal dua bulan di Suriah setelah mereka dipindahkan dari Mosul.”

Saeed yakin, tidak semua militan ISIS yang terlbat perbudakan seksual berasal dari Timur Tengah. ”Saya memiliki satu kasus pelarian, yang merupakan salah satu dari sekelompok gadis-gadis yang dibeli dan diperkosa oleh dua bersaudara asal Australia dari kelompok ISIS,” ujar Saeed, yang seorang mantan anggota parlemen Yazidi, kepada The Times, semalam. ”Dia bukan Muslim Australia, dia pria Australia berambut pirang,” imbuh dia.

Keterangan Saeed itu juga dibenarkan oleh Amnesty International. Kelompok HAM terkemuka di dunia itu mengutip kesaksian empat wanita Yazidi korban perbudakan ISIS, bahwa ada dua warga Autsralia-Libanon yang terlibat dalam penculikan para wanita.

Menurut laporan Amnesty, perempuan Yazidi dan anak-anak gadis lain dijual di pasar terbuka dengan harga minimal £16 untuk dijadikan budak seksual. Laporan itu juga didukung kesaksian mantan tawanan ISIS berusia 19 tahun yang menceritakan, bagaimana saudara perempuan dan ibu mereka diseret ke bak truk sebelum dibawa ke Mosul untuk dijual.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4991 seconds (0.1#10.140)