Pendiri Stratfor: AS Ketakutan Jika Rusia Bangkit

Sabtu, 20 Desember 2014 - 14:57 WIB
Pendiri Stratfor: AS...
Pendiri Stratfor: AS Ketakutan Jika Rusia Bangkit
A A A
MOSKOW - Pendiri Stratfor, George Friedman, mengatakan, Amerika Serikat (AS) ketakutan jika Rusia sampai bangkit kembali seperti era Perang Dingin.

Dia percaya, bahwa sanksi AS bertubi-tubi pada Rusia sebagai bentuk campur tangan AS dalam krisis Ukraina sekaligus pembalasan terhadap Rusia yang merintangi pemerintah Barack Obama saat hendak menggempur Suriah.

Startfor adalah perusahaan intelijen geopolitik yang menyediakan analisis strategis dan prediksi terhadap individu dan organisasi di seluruh dunia. Perushaan ini pertama kali muncul dan menonjol pada tahun 1999 dengan merilis Pusat Krisis Kosovo Crisis Center, selama serangan udara NATO atas Serbia.

Friedman mengatakan AS telah melakukan intervensi di seluruh dunia selama lebih dari satu abad dengan tujuan memastikan bahwa AS tidak memiliki saingan. Sejak akhir Perang Dingin dengan Uni Soviet (sekarang Rusia), Washington masih “hipersensitif” terhadap Rusia yang mungkin bangkit menjadi kekuatan super.

”AS campur tangan dalam Perang Dunia I pada tahun 1917 untuk memblokir hegemoni Jerman, dan sekali lagi pada Perang Dunia II. Dalam Perang Dingin tujuannya adalah untuk mencegah hegemoni Rusia. Kebijakan strategis AS telah konsisten selama satu abad,” kata Friedman, dalam sebuah artikel di situs Stratfor. (Baca: Crimea Diembargo, Permusuhan AS dan Rusia Kian Memanas)

Sekarang, Friedman melanjutkan, AS fokus pada krisis Ukraina. Pertama, Washington ketakutan jika Rusia mengontrol Ukraina. Kemudian, sepanjang krisis, AS menuduh Rusia melakukan agresi di Ukraina.

”Jika Rusia berhasil menegaskan kembali kekuasaannya di Ukraina, maka apa yang akan terjadi selanjutnya? Rusia memiliki kekuatan militer dan politik yang bisa mulai menimpa pada Eropa. Oleh karena itu, tidak masuk akal bagi AS, dan setidaknya beberapa negara Eropa jika ingin menegaskan kekuasaan mereka di Ukraina,” kata Friedman.

Kedua, keberadaan Washington di Ukraina juga dilihat sebagai cara untuk menghukum Rusia yang telah mempermalukan Obama dalam krisis Suriah. Friedman percaya Presiden AS tidak ingin menyerang Suriah, bahkan ketika pasukan Assad dituduh memiliki senjata kimia yang telah digunakan. Salah satunya karena Suriah didikung Rusia.

“Upaya Rusia untuk mempermalukan presiden (Obama) dengan membuat jelas bahwa Putin telah memaksanya untuk mundur (dari krisis Suriah) memicu respon AS di Ukraina,” imbuh Friedman, seperti dikutip Russia Today, semalam.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1215 seconds (0.1#10.140)