Umar Mansur, Dalang Pembantaian 132 Siswa Pakistan
A
A
A
PESHAWAR - Umar Mansur, nama pria berjanggut panjang ini. Pria 36 tahun dengan julukan “Slim” ini diklaim Taliban sebagai dalang dari pembantaian ratusan siswa di sebuah sekolah di Peshawar beberapa hari lalu.
Itu adalah serangan militan paling mematikan dalam sejarah Pakistan. Sosok Umar Mansur muncul dalam video di situs yang digunakan Taliban, pada hari Kamis lalu. Dia pula yang membenarkan pembantaian 141 orang, yang 132 di antaranya siswa pada tanggal 16 Desember 2014 lalu.
”Jika perempuan dan anak-anak kita mati sebagai martir, anak-anak Anda tidak akan melarikan diri," katanya dalam video itu. ”Kami akan melawan Anda dengan cara kami, sehingga Anda menyerang kami dan kami akan membalas dendam pada orang tak berdosa,” katanya lagi.
Kelompok Taliban juga telah mengkonfirmasi, orang-orang bersenjata dan berompi bom bunuh diri melakukan pembantaian terhadap anak-anak di sekolah itu sebagai balas dendam atas serangan militer Pakistan terhadap Taliban. Kelompok itu menuduh militer Pakistan melakukan pembunuhan di luar hukum.
Tuduhan itu bukan hal baru. Banyak pengadilan telah mendengar kasus di mana orang-orang menghilang dari penjara. Beberapa mayat kemudian ditemukan dengan kondisi tangan terikat di belakang punggung dan kepalanya ditembak. Korban lain, tubuhnya dimutilasi dan diimasukkan ke dalam karung.
Sebaliknya, para pejabat keamanan Pakistan menuduh pengadilan di negeri itu begitu korup. Sehingga takut, bahkan hampir tidak mungkin untuk menghukum para militan.
”Hidup Anda berisiko untuk menangkap teroris dan pengadilan selalu membebaskan mereka," kata seorang pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim, karena keselamatannya bisa terancam. "Jika Anda membunuh mereka, maka mereka tidak datang kembali.”
Gemar Voli
Sementara itu, enam anggotaTaliban Pakistan yang diwawancarai oleh Reuters menegaskan, bahwa dalang pembantaian ratusan siswa di Peshawar adalah Mansur.
Empat dari mereka mengatakan, sosok Mansur dekat dengan Mullah Fazlullah, salah satu pemimpin Taliban yang memerintahkan untuk membunuh siswi dan aktivis Malala Yousafzai, 17.
”Dia benar-benar mengikuti prinsip-prinsip ‘jihad’, kata salah satu militan Taliban. ”Dia ketat dalam prinsip, tapi sangat baik kepada juniornya. Dia populer di kalangan junior karena keberanian dan keberaniannya,” lanjut dia, yang dilansir Sabtu (20/12/2014).
Mansur mendapat pendidikan sekolah menengah di Ibu Kota Islamabad. Dua anggota Taliban lain mengatakan, Mansur belajar di madrasah atau sekolah agama. ”Umar Mansur memiliki pikiran yang rumit dari usianya yang sangat muda, ia selalu terlibat dalam perkelahian dengan anak-anak lain,” kata seorang anggota Taliban.
Mansur memiliki dua saudara dan menghabiskan beberapa waktu untuk bekerja di Kota Karachi sebagai buruh sebelum bergabung dengan Taliban pada akhir 2007.
Mansur juga mempunyai nama julukan lain, yakni "nary," yang dalam bahasa Pashto berarti "ramping". Dia adalah ayah dari dua putri dan seorang putra.
”(Mansur) suka bermain voli,” ucap salah satu anggota Taliban. "Dia adalah pemain voli yang baik. Di mana pun ia menggeser markas (Taliban), ia menyempatkan untuk voli.
Dalam video Taliban, Mansur digambarkan sebagai sosok “amir” atau pemimpin. Dia merupakan pentolan Taliban yang anti-dialog denga Pemerintah Pakistan.
”Dia sangat ketat dari awal ketika ia bergabung,” kata seorang komandan Taliban.”Dia meninggalkan banyak komandan di belakangnya, jika mereka memiliki memilih bersikap lembut kepada pemerintah.”
Itu adalah serangan militan paling mematikan dalam sejarah Pakistan. Sosok Umar Mansur muncul dalam video di situs yang digunakan Taliban, pada hari Kamis lalu. Dia pula yang membenarkan pembantaian 141 orang, yang 132 di antaranya siswa pada tanggal 16 Desember 2014 lalu.
”Jika perempuan dan anak-anak kita mati sebagai martir, anak-anak Anda tidak akan melarikan diri," katanya dalam video itu. ”Kami akan melawan Anda dengan cara kami, sehingga Anda menyerang kami dan kami akan membalas dendam pada orang tak berdosa,” katanya lagi.
Kelompok Taliban juga telah mengkonfirmasi, orang-orang bersenjata dan berompi bom bunuh diri melakukan pembantaian terhadap anak-anak di sekolah itu sebagai balas dendam atas serangan militer Pakistan terhadap Taliban. Kelompok itu menuduh militer Pakistan melakukan pembunuhan di luar hukum.
Tuduhan itu bukan hal baru. Banyak pengadilan telah mendengar kasus di mana orang-orang menghilang dari penjara. Beberapa mayat kemudian ditemukan dengan kondisi tangan terikat di belakang punggung dan kepalanya ditembak. Korban lain, tubuhnya dimutilasi dan diimasukkan ke dalam karung.
Sebaliknya, para pejabat keamanan Pakistan menuduh pengadilan di negeri itu begitu korup. Sehingga takut, bahkan hampir tidak mungkin untuk menghukum para militan.
”Hidup Anda berisiko untuk menangkap teroris dan pengadilan selalu membebaskan mereka," kata seorang pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim, karena keselamatannya bisa terancam. "Jika Anda membunuh mereka, maka mereka tidak datang kembali.”
Gemar Voli
Sementara itu, enam anggotaTaliban Pakistan yang diwawancarai oleh Reuters menegaskan, bahwa dalang pembantaian ratusan siswa di Peshawar adalah Mansur.
Empat dari mereka mengatakan, sosok Mansur dekat dengan Mullah Fazlullah, salah satu pemimpin Taliban yang memerintahkan untuk membunuh siswi dan aktivis Malala Yousafzai, 17.
”Dia benar-benar mengikuti prinsip-prinsip ‘jihad’, kata salah satu militan Taliban. ”Dia ketat dalam prinsip, tapi sangat baik kepada juniornya. Dia populer di kalangan junior karena keberanian dan keberaniannya,” lanjut dia, yang dilansir Sabtu (20/12/2014).
Mansur mendapat pendidikan sekolah menengah di Ibu Kota Islamabad. Dua anggota Taliban lain mengatakan, Mansur belajar di madrasah atau sekolah agama. ”Umar Mansur memiliki pikiran yang rumit dari usianya yang sangat muda, ia selalu terlibat dalam perkelahian dengan anak-anak lain,” kata seorang anggota Taliban.
Mansur memiliki dua saudara dan menghabiskan beberapa waktu untuk bekerja di Kota Karachi sebagai buruh sebelum bergabung dengan Taliban pada akhir 2007.
Mansur juga mempunyai nama julukan lain, yakni "nary," yang dalam bahasa Pashto berarti "ramping". Dia adalah ayah dari dua putri dan seorang putra.
”(Mansur) suka bermain voli,” ucap salah satu anggota Taliban. "Dia adalah pemain voli yang baik. Di mana pun ia menggeser markas (Taliban), ia menyempatkan untuk voli.
Dalam video Taliban, Mansur digambarkan sebagai sosok “amir” atau pemimpin. Dia merupakan pentolan Taliban yang anti-dialog denga Pemerintah Pakistan.
”Dia sangat ketat dari awal ketika ia bergabung,” kata seorang komandan Taliban.”Dia meninggalkan banyak komandan di belakangnya, jika mereka memiliki memilih bersikap lembut kepada pemerintah.”
(mas)