AS Kian Jengkel dengan Intervensi Rusia dalam Krisis Ukraina

Sabtu, 22 November 2014 - 09:29 WIB
AS Kian Jengkel dengan Intervensi Rusia dalam Krisis Ukraina
AS Kian Jengkel dengan Intervensi Rusia dalam Krisis Ukraina
A A A
KIEV - Pemerintah Amerika Serikat (AS) semakin jengkel dengan intervensi Rusia dalam krisis Ukraina. Kekesalan itu disampaikan Wakil Presiden AS, Joe Biden, saat berkunjung ke Ukraina.

Biden mengatakan, intervesi Kremlin dalam krisis Ukraina timur tidak dapat diterima. Selama tujuh bulan konflik di Ukraina timur antara pasukan Ukraina dengan separatis pro-Rusia, sekitar 4.300 orang telah tewas.

Meski jengkel, Biden tidak menawarkan bantuan senjata mematikan kepada Ukraina. Hal itu menyusul ancaman Rusia jika AS berani memasok senjata mematikan terhadap Ukraina. (Baca: AS Hendak Pasok Senjata Mematikan ke Ukraina, Rusia Meradang)

Tak hanya kesal, Biden juga mengisyaratkan akan menjatuhkan sanksi baru yang lebih berat terhadap Rusia. Dia menganggap Rusia gagal memenuhi komitmennya terkait rencana perdamaian yang disepakati pada September 2014 lalu.

“Selama itu (intervensi Rusia) terus berlanjut, Rusia akan menghadapi sanksi tambahan, isolasi yang lebih besar,” ancam Biden, seperti dikutip AFP, Sabtu (22/11/2014).

Di saat Biden bertemu Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk, militer Ukraina mengklaim terjadi penembakan di perbatasan Ukraina dan Rusia. Insiden itu merupakan yang pertama kali sejak gencatan senjata disepakati bulan September lalu.

Sementara itu, Pentagon menyatakan bahwa AS akan memberikan tiga radar kepada Ukraina yang dirancang untuk mendeteksi tembakan mortir yang masuk. Bantuan itu dikirim dengan pesawat yang membawa Biden ke Ukraina.

”Ini akan sampai ke Ukraina, kapan dan di mana saja mereka akan menyebarkan sistem radar ini,” kata juru bicara Pentagon, Kolonel Steven Warren.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6452 seconds (0.1#10.140)