UE dan NATO Sambut Baik Hasil Referendum Skotlandia
A
A
A
BRUSSELS - Dua organisasi besar di Eropa, NATO dan Uni Eropa (UE) mengaku lega setelah hasil referendum di Skotlandia keluar. Kedua organisasi itu menyambut baik hasil dari referendum tersebut, yang menghasilkan kepastian Skotlandia tidak akan lepas dari Inggris.
“Saya mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Inggris, David Cameron atas hasil referendum Skotlandia. Kami yakin Inggris akan terus menjadi salah satu kekuatan utama dalam menjaga perdamaian dunia,” ungkap Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, seperti dilansir Reuters, Jumat (19/9/2014).
Sementara itu, UE menegaskan, hasil dari referendum di Skotlandia sangat baik untuk perkembangan Eropa di kemudian hari. “Hasil di Skotlandia bukan hanya berdampak bagi Inggris, tetapi untuk seluruh Eropa, untuk menjadikan Eropa yang lebih bersatu, kuat dan terbuka,” ungkap Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso.
Baik UE dan NATO sangat mengkhawatirkan bila Skotlandia akhirnya merdeka, maka hal itu akan menjadi pemicu wilayah lain untuk merdeka. “Saya takut Eropa akan terpecah-pecah karena hal ini,” ucap Rasmussen.
Hasil referendum di Skotlandia menunjukan suara “Tidak” untuk kemerdekaan unggul dengan selisih hampir 10 persen dengan suara “Ya” untuk kemerdekaan. Setidaknya 55, 42 persen warga Skotlandia memilih untuk tetap bersama dengan Inggris.
“Saya mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Inggris, David Cameron atas hasil referendum Skotlandia. Kami yakin Inggris akan terus menjadi salah satu kekuatan utama dalam menjaga perdamaian dunia,” ungkap Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, seperti dilansir Reuters, Jumat (19/9/2014).
Sementara itu, UE menegaskan, hasil dari referendum di Skotlandia sangat baik untuk perkembangan Eropa di kemudian hari. “Hasil di Skotlandia bukan hanya berdampak bagi Inggris, tetapi untuk seluruh Eropa, untuk menjadikan Eropa yang lebih bersatu, kuat dan terbuka,” ungkap Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso.
Baik UE dan NATO sangat mengkhawatirkan bila Skotlandia akhirnya merdeka, maka hal itu akan menjadi pemicu wilayah lain untuk merdeka. “Saya takut Eropa akan terpecah-pecah karena hal ini,” ucap Rasmussen.
Hasil referendum di Skotlandia menunjukan suara “Tidak” untuk kemerdekaan unggul dengan selisih hampir 10 persen dengan suara “Ya” untuk kemerdekaan. Setidaknya 55, 42 persen warga Skotlandia memilih untuk tetap bersama dengan Inggris.
(esn)