Penyelidik Tragedi MH17 Ditodong Senjata
A
A
A
DONETSK - Orang-orang bersenjata menodong dan mengejar para penyelidik yang bertugas di lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17, di Donetsk, Ukraina timur.
Mereka juga diusir dari kamp tempat mereka menginap.Tindakan itu dikeluhkan pimpinan Layanan Darurat Ukraina dan tim polisi Belanda yang bekerja di lokasi kejadian.
”Mereka mengambil tenda kami, orang-orang yang berada di base camp kami (diusir),” kata Kepala Layanan Darurat Ukraina, Serhiy Bochkovsky, dalam konferensi pers di Kota Khakiv timur, Jumat (25/7/2014).
“Kami hanya diizinkan membawa peralatan dan mesin kami. Kami diusir di bawah todongan senjata.”
Dia tidak menyebut kapan kejadian itu berlangsung. Pihak polisi Belanda yang menyelidiki tragedi jatuhnya MH17 mengaku kesulitan mangakses lokasi kejadian untuk mencari sisa-sia korban.
Polisi Belanda sangat berkepentingan dalam penyelidikan ini, mengingat banyak warga Belanda menjadi korban.
"Tapi prosesnya tidak mudah, masih ada korban yang tersisa, dan itu sangat sulit untuk sampai ke sana karena ada beberapa kepentingan, dan saya akan mengatakan itu tidak benar secara politis, tetapi masih ada beberapa orang ‘gila’ di sana,” ujar kepala misi polisi Belanda, Jan Tuinder, seperti dikutip Malaysian Insider.
Sementara itu, di Kiev, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, berharap separatis pro-Rusia membiarkan tim penyelidik internasional bekerja secara maksimal di lokasi jatuhnya MH17.
”Sekarang kerangka hukum sudah di tempat, dan Ukraina telah mengalihkan tanggung jawab hukum ke Belanda, kita merasa kita akan mendapatkan lebih banyak kemajuan dari pihak separatis,” ujar Bishop.
Mereka juga diusir dari kamp tempat mereka menginap.Tindakan itu dikeluhkan pimpinan Layanan Darurat Ukraina dan tim polisi Belanda yang bekerja di lokasi kejadian.
”Mereka mengambil tenda kami, orang-orang yang berada di base camp kami (diusir),” kata Kepala Layanan Darurat Ukraina, Serhiy Bochkovsky, dalam konferensi pers di Kota Khakiv timur, Jumat (25/7/2014).
“Kami hanya diizinkan membawa peralatan dan mesin kami. Kami diusir di bawah todongan senjata.”
Dia tidak menyebut kapan kejadian itu berlangsung. Pihak polisi Belanda yang menyelidiki tragedi jatuhnya MH17 mengaku kesulitan mangakses lokasi kejadian untuk mencari sisa-sia korban.
Polisi Belanda sangat berkepentingan dalam penyelidikan ini, mengingat banyak warga Belanda menjadi korban.
"Tapi prosesnya tidak mudah, masih ada korban yang tersisa, dan itu sangat sulit untuk sampai ke sana karena ada beberapa kepentingan, dan saya akan mengatakan itu tidak benar secara politis, tetapi masih ada beberapa orang ‘gila’ di sana,” ujar kepala misi polisi Belanda, Jan Tuinder, seperti dikutip Malaysian Insider.
Sementara itu, di Kiev, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, berharap separatis pro-Rusia membiarkan tim penyelidik internasional bekerja secara maksimal di lokasi jatuhnya MH17.
”Sekarang kerangka hukum sudah di tempat, dan Ukraina telah mengalihkan tanggung jawab hukum ke Belanda, kita merasa kita akan mendapatkan lebih banyak kemajuan dari pihak separatis,” ujar Bishop.
(mas)