Tiga Wanita Kenya Berbagi Suami di Satu Atap
A
A
A
RIFT VALLEY - Ada sepenggal kisah dalam pelegalan poligami di Kenya. Di wilayah Rift Valley, ada praktik poligami yang dijalani seorang pria dengan tiga istri yang hidup serumah.
Nyaris setiap hari, di saat cuaca dingin di sebuah rumah di Rift Valley, Kenya, tiga wanita ini sibuk memasak dan menyiapkan susu. Namun, apa yang disiapkan Alice,62, Mary,56, dan Joyce, 54, itu untuk satu pria yang sama, yakni suami mereka yang bernama Isaya Ntokot, 76.
Ya, Ntokot tinggal serumah dengan tiga istrinya itu. Mereka menikah secara sah. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai 15 anak dan telah mendapat 48 cucu.
Tiga istri itu mengaku hidup harmonis, meskipun Alice, sebagai istri pertama, memiliki kewenangan yang lebih dari yang lain. ”Saya sarankan mereka untuk apa yang harus dilakukan,” kata Alice.
“Karena kami berteman, itu mudah. Akan lebih sulit jika kita tidak bisa baik (rukun). Jika saya tidak setuju dengan mereka pada sesuatu hal, saa hanya mencoba dan tetap tenang,” lanjut Alice, dalam wawancaranya dengan BBC yang dilansir semalam (24/6/2014).
Sebelum pernikahan mereka disahkan, mereka tidak memiliki perlindungan hukum karena pernikahan adat jarang yang terdaftar. Mereka pun ingin pernikahan mereka diakui secara hukum.
Poligami yang dilegalkan di Kenya juga berlaku untuk semua pemeluk agama. Sebelum dilegalkan, praktik poligami sempat jadi perdebatan di kalangan parlemen Kenya.
Anggota parlemen Kenya, Mohammed Junet, menyatakan legalisasi poligami memungkinkan seorang laki-laki menikah dengan banyak wanita tanpa harus berkonsultasi dengan pasangan lain.
”Ketika Anda menikah dengan seorang wanita Afrika, dia harus tahu yang (istri) kedua adalah di jalan, yang ketiga adalah di jalan, yang keempat adalah di jalan,” kata Junet. ”Ini adalah suara laki-laki Afrika. Kita tidak hidup di Eropa, kita tidak hidup di Amerika,” lanjut dia menjawab kritik pelegalann poligami yang dilarang di Eropa dan Amerika Serikat.
Nyaris setiap hari, di saat cuaca dingin di sebuah rumah di Rift Valley, Kenya, tiga wanita ini sibuk memasak dan menyiapkan susu. Namun, apa yang disiapkan Alice,62, Mary,56, dan Joyce, 54, itu untuk satu pria yang sama, yakni suami mereka yang bernama Isaya Ntokot, 76.
Ya, Ntokot tinggal serumah dengan tiga istrinya itu. Mereka menikah secara sah. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai 15 anak dan telah mendapat 48 cucu.
Tiga istri itu mengaku hidup harmonis, meskipun Alice, sebagai istri pertama, memiliki kewenangan yang lebih dari yang lain. ”Saya sarankan mereka untuk apa yang harus dilakukan,” kata Alice.
“Karena kami berteman, itu mudah. Akan lebih sulit jika kita tidak bisa baik (rukun). Jika saya tidak setuju dengan mereka pada sesuatu hal, saa hanya mencoba dan tetap tenang,” lanjut Alice, dalam wawancaranya dengan BBC yang dilansir semalam (24/6/2014).
Sebelum pernikahan mereka disahkan, mereka tidak memiliki perlindungan hukum karena pernikahan adat jarang yang terdaftar. Mereka pun ingin pernikahan mereka diakui secara hukum.
Poligami yang dilegalkan di Kenya juga berlaku untuk semua pemeluk agama. Sebelum dilegalkan, praktik poligami sempat jadi perdebatan di kalangan parlemen Kenya.
Anggota parlemen Kenya, Mohammed Junet, menyatakan legalisasi poligami memungkinkan seorang laki-laki menikah dengan banyak wanita tanpa harus berkonsultasi dengan pasangan lain.
”Ketika Anda menikah dengan seorang wanita Afrika, dia harus tahu yang (istri) kedua adalah di jalan, yang ketiga adalah di jalan, yang keempat adalah di jalan,” kata Junet. ”Ini adalah suara laki-laki Afrika. Kita tidak hidup di Eropa, kita tidak hidup di Amerika,” lanjut dia menjawab kritik pelegalann poligami yang dilarang di Eropa dan Amerika Serikat.
(mas)