Dilema Hadapi Demonstran, Tentara Bangkok Menangis
A
A
A
BANGKOK – Pemandangan mengharukan muncul di Bangkok, ketika para tentara yang jadi bagian dari kudeta militer tidak tega menghadapi para demonstran yang merupakan saudara sebangsa.
Meski diberi wewenang untuk menindak keras demonstran yang keterlaluan, para tentara tersebut tetap tidak bergeming, seperti “patung”. Bahkan beberapa tentara sampai meneteskan air mata, ketika mereka diteriaki para demonstran di depan muka mereka sendiri.
“Keluar!”, teriak para demonstran di Bangkok yang menentang kudeta militer. Amarah para demonstran wajar, sebab sejak terjadi kudeta militer, publik Thailand seperti dibungkam. Media disensor ketat, demonstrasi dilarang, jam malam diberlakukan dan gerak-gerik warga dibatasi.
Setidaknya, ada 18 editor surat kabar dipanggil oleh militer dalam rangka membatasi kritik media. Langkah itu juga untuk mencegah kubu oposisi Thailand mengusik kekuasaan militer yang mengambil alih pemerintahan di negeri Gajah Putih itu.
Para tentara seperti tidak tega untuk menghadapi saudara sebangsanya yang berdemo di hadapan mereka. Sebagai tindakan meredam gejolak demonstrasi, para tentara menyanyikan lagu-lagu patriotik.
Para tentara juga tidak percaya diri untuk menindak demonstran ketika mereka memblokade restoran cepat saji di Bangkok. Para tentara justru terlihat gelisah. Salah satu tentara muda, tertangkap kamera meneteskan air mata, ketika demonstran beteriak keras di depan wajahnya.
”Kita harus terus memprotes untuk menunjukkan perlawanan kita terhadap kudeta,” kata seorang demonstran kepada Associated Press.”Kami tidak memiliki pemimpin. Kami menentang kudeta dan kami datang karena kami ingin,” kata demonstran itu yang berbicara dalam kondisi anonim.
Meski demonstrasi terus berlanjut, pemimpin kudeta militer Thailand, Jenderal Prayuth Chan-ocha tetap dilantik hari ini (26/5/2014). Pihak militer mengklaim militer sudah mendapat restu dari Raja Thailand untuk memimpin negara itu di saat kondisi politik kacau.
Meski diberi wewenang untuk menindak keras demonstran yang keterlaluan, para tentara tersebut tetap tidak bergeming, seperti “patung”. Bahkan beberapa tentara sampai meneteskan air mata, ketika mereka diteriaki para demonstran di depan muka mereka sendiri.
“Keluar!”, teriak para demonstran di Bangkok yang menentang kudeta militer. Amarah para demonstran wajar, sebab sejak terjadi kudeta militer, publik Thailand seperti dibungkam. Media disensor ketat, demonstrasi dilarang, jam malam diberlakukan dan gerak-gerik warga dibatasi.
Setidaknya, ada 18 editor surat kabar dipanggil oleh militer dalam rangka membatasi kritik media. Langkah itu juga untuk mencegah kubu oposisi Thailand mengusik kekuasaan militer yang mengambil alih pemerintahan di negeri Gajah Putih itu.
Para tentara seperti tidak tega untuk menghadapi saudara sebangsanya yang berdemo di hadapan mereka. Sebagai tindakan meredam gejolak demonstrasi, para tentara menyanyikan lagu-lagu patriotik.
Para tentara juga tidak percaya diri untuk menindak demonstran ketika mereka memblokade restoran cepat saji di Bangkok. Para tentara justru terlihat gelisah. Salah satu tentara muda, tertangkap kamera meneteskan air mata, ketika demonstran beteriak keras di depan wajahnya.
”Kita harus terus memprotes untuk menunjukkan perlawanan kita terhadap kudeta,” kata seorang demonstran kepada Associated Press.”Kami tidak memiliki pemimpin. Kami menentang kudeta dan kami datang karena kami ingin,” kata demonstran itu yang berbicara dalam kondisi anonim.
Meski demonstrasi terus berlanjut, pemimpin kudeta militer Thailand, Jenderal Prayuth Chan-ocha tetap dilantik hari ini (26/5/2014). Pihak militer mengklaim militer sudah mendapat restu dari Raja Thailand untuk memimpin negara itu di saat kondisi politik kacau.
(mas)