Militer dan Pemerintah Thailand Bertemu Bahas Jalan Keluar Krisis
A
A
A
Bangkok - Panglima Militer Thailand, Jenderal Prayuth Chan–ocha, memanggil para petinggi pemerintah Thailand, beserta pihak oposisi yang bertikai, anggota Komisi Pemilhan Umum setempat, dan para Senator pada Rabu (21/5/2014) untuk membahas jalan keluar dari krisis yang melanda negara mereka.
Seperti dilansir laman Reuters, hal ini dilakukan Chan-ocha satu hari paska dia mengumumkan darurat militer di Negeri Gajah Putih itu. Pihak Militer sendiri membantah apa yang mereka lakukan sebagai intervensi kepada pihak pemerintah.
“Jenderal Prayuth telah menyerukan pertemuan di Klub Angkatan Darat dengan semua pihak untuk berbicara mengenai jalan keluar agar negara ini bisa lepas dari krisis yang semakin berkepanjangan," ungkap juru bicara militer, Winthai Suvaree.
Keterlibatan militer dalam penyelesaian krisis membuat Thailand kembali dihantui oleh aksi kudeta, seperti apa yang telah militer lakukan terhadap pemerintahan Thaksin Shinawatra beberapa tahun silam. Namun, banyak pihak beranggapan ini bukanlah bentuk intervensi militer, melainkan hanyalah upaya pecegahan.
“Tentu saja ini bukanlah kudeta militer, seperti kita lihat pemerintahan saat ini masih melakukan tugas mereka. Namun di lapangan, militer lah yang memegang kendali,” ungkap Thitinan Pongsudhirak, seorang analis politik di universitas Chulalongkorn.
Seperti dilansir laman Reuters, hal ini dilakukan Chan-ocha satu hari paska dia mengumumkan darurat militer di Negeri Gajah Putih itu. Pihak Militer sendiri membantah apa yang mereka lakukan sebagai intervensi kepada pihak pemerintah.
“Jenderal Prayuth telah menyerukan pertemuan di Klub Angkatan Darat dengan semua pihak untuk berbicara mengenai jalan keluar agar negara ini bisa lepas dari krisis yang semakin berkepanjangan," ungkap juru bicara militer, Winthai Suvaree.
Keterlibatan militer dalam penyelesaian krisis membuat Thailand kembali dihantui oleh aksi kudeta, seperti apa yang telah militer lakukan terhadap pemerintahan Thaksin Shinawatra beberapa tahun silam. Namun, banyak pihak beranggapan ini bukanlah bentuk intervensi militer, melainkan hanyalah upaya pecegahan.
“Tentu saja ini bukanlah kudeta militer, seperti kita lihat pemerintahan saat ini masih melakukan tugas mereka. Namun di lapangan, militer lah yang memegang kendali,” ungkap Thitinan Pongsudhirak, seorang analis politik di universitas Chulalongkorn.
(esn)