Abbott absen di forum Bali, hubungan RI & Australia kian dingin
A
A
A
Sindonews.com – Forum internasional di Bali digelar hari ini (6/5/2014). Namun, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott yang diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak tampak hadir.
Padahal undangan itu menjadi kesempatan langka bagi Australia untuk mecairkan hubungan dengan Indonesia yang membeku berbulan-bulan. Itu juga menjadi kesempatan bagi Abbott untuk memulihkan hubungan sebelum SBY pensiun sebagai presiden beberapa bulan lagi.
Absennya Abbott di forum internasional di Bali diwarnai dengan laporan soal penolakan para pencari suaka oleh Australia. Di mana Kementerian Politik Hukum dan Keamanan Indonesia menyatakan bahwa Australia telah menolak sekitar 20 pencari suaka dan mendorong kapal pencari suaka ke wilayah Indonesia.
Absennya Abbott dalam forum itu juga disoroti media Australia, Sydney Morning Herald. Hubungan Australia dan Indonesia membeku setelah muncul laporan bahwa intelijen menyadap ponsel SBY, istri dan para pejabat penting Indonesia beberapa tahun lalu. Yang membuat SBY tersinggung, Australia menolak meminta maaf.
Hingga kini, Indonesia membekukan berbagai kerjasama dengan Australia. ”Hubungan Australia dengan Indonesia naik dan turun , dan saat ini agak turun,” kata salah satu pengamat yang pernah menjabat sebagai duta besar Australia untuk Indonesia tahun 1970-an.
”Tapi mereka (Australia dan Indonesia) mungkin lebih baik dalam bulan-bulan terakhir kepemimpinan dari SBY daripada di masa mendatang,” lanjut dia.Alasannya, menurut dia, tidak satu pun dari kandidat Presiden Indonesia penggnati SBY memiliki kepentingan di Australia.
Sikap Abbott yang seolah enggan memperbaiki hubungan dengan SBY, pernah dikecam oposisi Australia, yakni dari Partai Greens atau Partai Hijau. ”Ini adalah tindakan Tony Abbott. Ia memalukan di mata internasional dan di dalam negeri,” kata pemimpin Partai Hijau, Christine Milne dalam sebuah pernyataan. (Baca: Batal penuhi undangan SBY, oposisi sebut Abbott memalukan)
”Indonesia menyatakan ketidaksenangan karena Australia membuang manusia perahu (pencari suaka) ke perairan Indonesia. Bayangkan betapa memalukannya itu ketika Presiden Yudhoyono harus berdiri dengan Tony Abbott,” lanjut dia.
Padahal undangan itu menjadi kesempatan langka bagi Australia untuk mecairkan hubungan dengan Indonesia yang membeku berbulan-bulan. Itu juga menjadi kesempatan bagi Abbott untuk memulihkan hubungan sebelum SBY pensiun sebagai presiden beberapa bulan lagi.
Absennya Abbott di forum internasional di Bali diwarnai dengan laporan soal penolakan para pencari suaka oleh Australia. Di mana Kementerian Politik Hukum dan Keamanan Indonesia menyatakan bahwa Australia telah menolak sekitar 20 pencari suaka dan mendorong kapal pencari suaka ke wilayah Indonesia.
Absennya Abbott dalam forum itu juga disoroti media Australia, Sydney Morning Herald. Hubungan Australia dan Indonesia membeku setelah muncul laporan bahwa intelijen menyadap ponsel SBY, istri dan para pejabat penting Indonesia beberapa tahun lalu. Yang membuat SBY tersinggung, Australia menolak meminta maaf.
Hingga kini, Indonesia membekukan berbagai kerjasama dengan Australia. ”Hubungan Australia dengan Indonesia naik dan turun , dan saat ini agak turun,” kata salah satu pengamat yang pernah menjabat sebagai duta besar Australia untuk Indonesia tahun 1970-an.
”Tapi mereka (Australia dan Indonesia) mungkin lebih baik dalam bulan-bulan terakhir kepemimpinan dari SBY daripada di masa mendatang,” lanjut dia.Alasannya, menurut dia, tidak satu pun dari kandidat Presiden Indonesia penggnati SBY memiliki kepentingan di Australia.
Sikap Abbott yang seolah enggan memperbaiki hubungan dengan SBY, pernah dikecam oposisi Australia, yakni dari Partai Greens atau Partai Hijau. ”Ini adalah tindakan Tony Abbott. Ia memalukan di mata internasional dan di dalam negeri,” kata pemimpin Partai Hijau, Christine Milne dalam sebuah pernyataan. (Baca: Batal penuhi undangan SBY, oposisi sebut Abbott memalukan)
”Indonesia menyatakan ketidaksenangan karena Australia membuang manusia perahu (pencari suaka) ke perairan Indonesia. Bayangkan betapa memalukannya itu ketika Presiden Yudhoyono harus berdiri dengan Tony Abbott,” lanjut dia.
(mas)