AS: Rusia dalang kekerasan di Ukraina

Senin, 14 April 2014 - 14:25 WIB
AS: Rusia dalang kekerasan...
AS: Rusia dalang kekerasan di Ukraina
A A A
Sindonews.com – Tak hanya Pemerintah Ukraina yang menyalahkan Rusia atas krisis terbaru di Ukraina timur. Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga menuduh Rusia sebagai dalang kekerasan di Ukraina timur yang menuntut referendum untuk memisahkan diri dari Ukraina.

Tuduhan dari AS disampaikan Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, dalam sidang darurat yang digelar Dewan Keamanan PBB, Senin (14/4/2014). Munculnya gejolak kelompok bersenjata yang menduduki gedung-gedung pemerintah di Ukraina timur, kata Samantha, mencerminkan invasi Rusia bergaya Crimea.

”Anda telah mendengar beberapa minggu terakhir bahwa Rusia menyangkal berniat menduduki atau menyerang (Ukraina),” kata Samantha.”Sayangnya, faktanya adalah terjadi penyerbuan bangunan di enam kota di Ukraina timur kemarin, dan beberapa lainnya pada hari ini. Ini mencerminkan taktik pasukan Rusia seperti saat menginvasi Crimea,” lanjut Samantha, seperti dikutip Reuters.

Samantha pun terang-terangan menuduh Rusia sebagai dalang professional dalam aksi bersenjata di Ukraina timur. “Satu-satunya entitas di daerah mampu terkoordinasi, ini adalah aksi profesional militer Rusia,” ucap Samantha. (Baca juga: Presiden Ukraina: Rusia luncurkan perang!)

Rusia salahkan Ukraina

Tak terima dituduh AS, Pemerintah Rusia menuduh balik, bahwa kekecauan di Ukraina timur disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Ukraina sendiri. Salah satunya dengan menerapkan operasi anti-teroris yang memicu kekerasan di wilayah tersebut.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, mengatakan, negara-negara Barat yang mempunyai peluang untuk menghentikan perang sipil di Ukraina. ”Ada pertumpahan darah dan eskalasi lebih lanjut yang harus cepat dihentikan,” ujar Churkin.

“Kiev harus menghentikan penggunaan kekuatan terhadap orang-orang di timur Ukraina dan memulai dialog yang tulus,” imbuh Churkin menyarankan.

Sidang darurat DK PBB merupakan sidang yang ke-10 untuk membahas krisis di Ukraina. Sidang itu digagas Rusia, setelah Ukraina mengancam akan melancarkan operasi militer terhadap kelompok bersenjata yang dituduh pro-Rusia sampai kelompok itu mundur atau menyerah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3706 seconds (0.1#10.140)