Kerry: permukiman Israel penyebab kebuntuan pembicaraan damai
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry menyalahkan persetujuan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur sebagai penyebab kebuntuan dalam pembicaraan damai antara Israel dan Palestina.
Seperti dilansir Chanel News Asia, Rabu (8/4/2014), Kerry menyatakan, rencana Israel untuk melepaskan tahanan Palestina, sebagai iktikad baik untuk pembicaraan damai tersebut, mendadak rusak ketika mereka juga mengumkan akan membangun pemukiman baru di Yarusalem timur.
Pernyataan Kerry tersebut mengundang reaksi keras dari Menteri Ekonomi Israel, Naftali Bennett. "Israel tidak akan pernah meminta maaf untuk pembangunan pemukiman di Yerusalem," ungkap Bennett.
Departemen Luar Negeri AS, mungkin menilai dampak potensial komentar Kerry di Timur Tengah, dan bergegas menjelaskan bahwa sekretaris negara itu berpikiran adil dalam hal menyalahkan kedua pihak terhadap kebuntuan pembicaraan damai tersebut.
"John Kerry dengan jelas hari ini mengatakan, kedua belah pihak telah mengambil langkah-langkah yang tak membantu dan mereka saling menyalahkan," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki.
Walaupun pembicaraan damai tersebut masih mengalami masalah, dan saat ini sedang berada dalam krisis yang bisa berujung pada kegagalan. Kerry tetap optimis bahwa pembicaraan damai ini akan tetap berlanjut.
"Harapan saya adalah kedua pihak akan menemukan jalan kembali (melakukan pembicaraan). Kami bekerja dengan mereka untuk mencoba untuk melakukannya," tegas Kerry.
Seperti dilansir Chanel News Asia, Rabu (8/4/2014), Kerry menyatakan, rencana Israel untuk melepaskan tahanan Palestina, sebagai iktikad baik untuk pembicaraan damai tersebut, mendadak rusak ketika mereka juga mengumkan akan membangun pemukiman baru di Yarusalem timur.
Pernyataan Kerry tersebut mengundang reaksi keras dari Menteri Ekonomi Israel, Naftali Bennett. "Israel tidak akan pernah meminta maaf untuk pembangunan pemukiman di Yerusalem," ungkap Bennett.
Departemen Luar Negeri AS, mungkin menilai dampak potensial komentar Kerry di Timur Tengah, dan bergegas menjelaskan bahwa sekretaris negara itu berpikiran adil dalam hal menyalahkan kedua pihak terhadap kebuntuan pembicaraan damai tersebut.
"John Kerry dengan jelas hari ini mengatakan, kedua belah pihak telah mengambil langkah-langkah yang tak membantu dan mereka saling menyalahkan," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki.
Walaupun pembicaraan damai tersebut masih mengalami masalah, dan saat ini sedang berada dalam krisis yang bisa berujung pada kegagalan. Kerry tetap optimis bahwa pembicaraan damai ini akan tetap berlanjut.
"Harapan saya adalah kedua pihak akan menemukan jalan kembali (melakukan pembicaraan). Kami bekerja dengan mereka untuk mencoba untuk melakukannya," tegas Kerry.
(esn)