Pengungsi gempa Chili sudah kembali ke rumah

Rabu, 02 April 2014 - 20:44 WIB
Pengungsi gempa Chili sudah kembali ke rumah
Pengungsi gempa Chili sudah kembali ke rumah
A A A
Sindonews.com – Ribuan warga Chili yang sempat dievakuasi akibat gempa dahsyat berkekuatan 8,2 pada skala richter (SR) pada Selasa malam akhirnya sudah bisa kembali ke rumah masing-masing, Rabu (2/4/2014) pagi waktu setempat. Gempa itu sendiri menewaskan enam orang dan menyebabkan tsunami setinggi dua meter.

Sebelumnya, lebih dari 900 ribu orang dievakuasi di sepanjang garis pantai Chili. Banyak dari mereka yang masih trauma atas insiden gempa dan tsunami mematikan yang melanda negara Februari pada 2010 lalu.

Seperti dilansir Reuters, warga sudah bisa kembali ke rumah setelah pemerintah Chili menyatakan bahaya tsunami yang diakibatkan gempat tersebut sudah lewat. Kerusakan yang terjadi pun nampaknya tidak terlalu parah. Pihak berwenang sedang menghitung kerusakan yang terjadi.

“Angamos, pelabuhan kunci eskpor tembaga di Mejillones utara, terhindar dari kerusakan besar. Tetapi, pekerja dievakuasi sebagai tindakan pencegahan,” ungkap Pemimpin Serikat buruh Pelabuhan, Enrique Surya.

Presiden Chile, Michelle Bachelet, menyatakan, Chile utara merupakan zona bencana dan menjajikan akan mengirim tentara dan polisi untuk menjaga ketertiban. Sementara kerusakan akan diperbaiki setelah longsor yang memblokir jalan-jalan dibersihkan. Bachelet sendiri dijadwalkan untuk mengunjungi daerah yang terkena dampak gempa dan tsunami.

"Pemerintah Chili telah bekerja keras untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai tentang ancaman tsunami dan apa yang harus dilakukan jika adanya peringatan tsunami," ungkap Steven Godby, seorang ahli dalam manajemen bencana di Nottingham Trent University di Nottingham, Inggris.

"Beberapa latihan penanggulangan bencana tsunami dilakukan sejak (gempa bumi dan tsunami) yang menewaskan sekitar 500 warga Chili pada bulan Februari 2010 , dan gempa bumi baru-baru ini di wilayah tersebut telah mengingatkan bahwa bahaya itu masih ada," Godby menambahkan.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7680 seconds (0.1#10.140)