Binladin, kontraktor yang bakal hancurkan situs Maulid Nabi

Sabtu, 22 Februari 2014 - 14:48 WIB
Binladin, kontraktor yang bakal hancurkan situs Maulid Nabi
Binladin, kontraktor yang bakal hancurkan situs Maulid Nabi
A A A
Sindonews.com – Terungkapnya rencana kontraktor yang berencana menghancurkan situs yang diyakini sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid Nabi membuat publik penasaran. Berikut ringkasan sejarah perusahaan kontraktor itu.

Perusahaan kontraktor itu bernama Saudi Binladin Grup (SBG ). Dari berbagai sumber yang dihimpun Sindonews, perusahaan SBG merupakan perusahaan kontraktor terbesar di dunia. SBG tercatat pernah menangani proyek pembangunan menara tertinggi di dunia, Kingdom Tower di Jeddah.

Ihwal terbentuknya perusahaan SBG, tak lepas dari pendirian Kerajaan Arab Saudi oleh Raja Abdul Aziz Al Saud. Mengutip situs sbg.com, pada tahun 1931, pengusaha bernama Mohammed Binladin mendirikan sebuah perusahaan konstruksi dalam kerajaan. Kemudian pada tahun 1950, Raja Abdul Aziz meminta SBG mempercantik Masjid Nabawi di Madinah.

Mohammed Binladin yang menghormati sosok Raja Abdul tak kuasa menolak keinginan itu. Keberhasilan SBG tersebut, berlanjut di era pemerintahan Saudi selanjutnya, yakni di era Raja Abdul Aziz Raja Saud bin Abdul Aziz, di mana Binladin diminta juga untuk mempermak masjid suci di Mekkah. Sejak itu, perusahaan tersebut menjadi besar dan terus berkembang hingga kini.

Namun, ketika SBG berniat menggusur situs Maulid Nabi untuk proyek pembangunan modern mulai mendapat kecaman. ”Situs bersejarah yang masih tersisa di kerajaan adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad, mungkin itu adalah situs yang paling penting untuk komunitas Muslim di seluruh dunia,” kata Irfan al - Alawi, seorang doktor dan sejarawan, yang juga direktur eksekutif Heritage Research Foundation yang berbasis di Inggris, kemarin (21/2/2014), seperti dilansir Mail Online.

”Kebanyakan orang bahkan tidak menyadari ada rencana yang sekarang ini untuk menghancurkan (situs itu),” lanjut dia. Menurutnya, proyek tersebut berisiko menghilangkan nilai-nilai arkeologi penting.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3304 seconds (0.1#10.140)