PBB: Bom curah digunakan di Sudan Selatan
A
A
A
Sindonews.com – Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengutuk penggunaan bom curah dalam perang di Sudan Selatan. Sisa-sisa senjata ini ditemukan pada pekan lalu oleh PBB di jalur antara kota Juba ke Bor, di negara bagian Jonglei.
Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan, tidak jelas pihak mana dalam perang di Sudan Selatan yang menggunakan bom curah. "Kami tidak dalam posisi untuk mengatakan siapa yang menggunakan bom curah ini. Tapi yang pasti, senjata ini telah digunakan,” kata Nesirky, seperti dikutip dari AFP, Rabu (12/2/2014).
Dalam kesempatan ini, Sekjen PBB menyambut baik pembukaan perundingan damai antara pemerintah Sudan Selatan dan pemberontak. Kedua pihak ini telah berperang hampir dua bulan yang telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan 900 ribu orang mengungsi.
Namun, Ki-moon juga mengaku prihatin dengan adanya laporan yang menyebut pertempuran tetap berlanjut, meski kedua belah pihak telah menyepakati gencatan senjata pada 23 Januari lalu. Ia meminta kedua belah pihak untuk menghormati gencatan senjata dan bekerja sama dengan mediator dari blok Afrika Timur.
Sementara Nesirky mengatakan, pasukan yang dikerahkan di bawah Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Sudan Selatan (UNMISS), telah melaporkan suasana tegang di kota Malakal, di mana ribuan orang telah terperangkap akibat pertempuran.
UNMISS melaporkan, bahwa bagian selatan dari kota Malakal telah kosong, sementara pasukan pemerintah berada di bagian lain kota itu. PBB melindungi sekitar 22 ribu orang di Malakal dan sekitar 75 ribu di seluruh negeri.
Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan, tidak jelas pihak mana dalam perang di Sudan Selatan yang menggunakan bom curah. "Kami tidak dalam posisi untuk mengatakan siapa yang menggunakan bom curah ini. Tapi yang pasti, senjata ini telah digunakan,” kata Nesirky, seperti dikutip dari AFP, Rabu (12/2/2014).
Dalam kesempatan ini, Sekjen PBB menyambut baik pembukaan perundingan damai antara pemerintah Sudan Selatan dan pemberontak. Kedua pihak ini telah berperang hampir dua bulan yang telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan 900 ribu orang mengungsi.
Namun, Ki-moon juga mengaku prihatin dengan adanya laporan yang menyebut pertempuran tetap berlanjut, meski kedua belah pihak telah menyepakati gencatan senjata pada 23 Januari lalu. Ia meminta kedua belah pihak untuk menghormati gencatan senjata dan bekerja sama dengan mediator dari blok Afrika Timur.
Sementara Nesirky mengatakan, pasukan yang dikerahkan di bawah Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Sudan Selatan (UNMISS), telah melaporkan suasana tegang di kota Malakal, di mana ribuan orang telah terperangkap akibat pertempuran.
UNMISS melaporkan, bahwa bagian selatan dari kota Malakal telah kosong, sementara pasukan pemerintah berada di bagian lain kota itu. PBB melindungi sekitar 22 ribu orang di Malakal dan sekitar 75 ribu di seluruh negeri.
(esn)