Menhan Israel tuduh Iran menipu dunia Barat
A
A
A
Sindonews.com – Sikap Iran yang melobi dunia barat, berjalan beriringan dengan upaya mereka untuk memperoleh senjata nuklir. Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya'alon, Senin (27/1/2014). Ia juga menuduh Teheran menerapkan “cara-cara lama”.
"Rezim di Iran menipu banyak orang di Barat yang tertarik dengan pembicaraan manis, sambil terus menghasut teror kejam di seluruh dunia untuk mengejar bom nuklir, mengancam stabilitas rezim di Timur Tengah, dan untuk mencari cara merusak Israel," kata Ya'alon, seperti dikutip dari Xinhua.
Pernyataan ini senada degan sentimen yang diungkapkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada pekan lalu di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Dalam kesempatan itu ia mendesak masyarakat internasional untuk tidak terperdaya oleh kata-kata lembut dan senyum menyenangkan Presiden Iran, Hassan Rouhani.
Bulan depan, Iran dan kekuatan dunia yang tergabung dalam kelompok P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, China, Perancis, Inggris, dan Jerman) berencana untuk menggelar putaran terbaru perundingan nuklir Iran.
Berdasarkan kesepakatan penting antara Iran dan P5+1, yang mulai berlaku pada 20 Januari dan akan berlangsung enam bulan, Iran berkomitmen untuk membatasi pengayaan uraniumnya sampai lima persen dan menghentikan 20 persen produksi pengayaan uranium. Sebagai imbalannya, Uni Eropa dan AS telah mengurangi sanksi ekonomi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.
"Rezim di Iran menipu banyak orang di Barat yang tertarik dengan pembicaraan manis, sambil terus menghasut teror kejam di seluruh dunia untuk mengejar bom nuklir, mengancam stabilitas rezim di Timur Tengah, dan untuk mencari cara merusak Israel," kata Ya'alon, seperti dikutip dari Xinhua.
Pernyataan ini senada degan sentimen yang diungkapkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada pekan lalu di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Dalam kesempatan itu ia mendesak masyarakat internasional untuk tidak terperdaya oleh kata-kata lembut dan senyum menyenangkan Presiden Iran, Hassan Rouhani.
Bulan depan, Iran dan kekuatan dunia yang tergabung dalam kelompok P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, China, Perancis, Inggris, dan Jerman) berencana untuk menggelar putaran terbaru perundingan nuklir Iran.
Berdasarkan kesepakatan penting antara Iran dan P5+1, yang mulai berlaku pada 20 Januari dan akan berlangsung enam bulan, Iran berkomitmen untuk membatasi pengayaan uraniumnya sampai lima persen dan menghentikan 20 persen produksi pengayaan uranium. Sebagai imbalannya, Uni Eropa dan AS telah mengurangi sanksi ekonomi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.
(esn)