Aaliyah, lari dari Suriah, terjebak jadi pelacur di Yordania
A
A
A
Sindonews.com – Di sebuah bar, di Amman, Yordania, seorang manajer menyambut tamunya dengan sambutan hangat, dan suguhan minuman beralkohol. Manajer itu mengatakan, kepada para tamunya bahwa gadis-gadis akan segera tiba.
Tidak berselang lama, seorang pria menggenggam mikrofon memperkenalkan salah satu wanita, yang berjalan di tengah-tengah kepulan asap rokok di bar tersebut. ”Aaliyah,” kata wanita itu memperkenalkan dirinya. Oleh manajer bar, dia tidak diperbolehkan duduk, melainkan hanya boleh berdiri dan menari.
Mengenakan baju dengan bagian lengan yang dipotong, wanita dengan nama sapaan “Aaliyah” itu berujar dalam bahasa arab; ”hidup memiliki banyak kendala.”
Mengutip laman Guardian kemarin, wanita itu menceritakan kisah getir hidupnya. Salah satunya, penderitaan eksploitasi. Aaliyah datang ke Yordania seorang diri dari Suriah. Dia melarikan diri dari perang yang berkecamuk di negaranya, dengan diam-diam meninggalkan keluarganya.
Di Yordania, dia bertemu dengan seorang pria yang berjanji untuk merawatnya. Tapi, lari dari Suriah membuatnya menyesal. ”Saya masih perawan sebelum menikah, tapi setelah tiga bulan dia bosan dan menceraikan saya,” katanya.
”Saya tidak bisa kembali pulang ke keluarga saya, dan memberitahu mereka apa yang telah terjadi pada saya. Saya merasa malu,” lanjut Aaliyah.
Kisahnya hidup di bar, berakhir. Tapi, dia nasibnya jauh lebih buruk, karena dia bekerja pada seseorang bernama Ishtar, sebagai pekerja seks komerasial alias pelacur. Dari pekerjaan barunya itu, Aaliyah mengirim upahnya untuk keluarganya di Damaskus, Suriah.
”Saya memberi mereka uang setiap bulan,membantu mereka, tapi saya tidak memberitahu mereka apa yang saya lakukan. Mereka pikir saya belajar,” kata wanita Suriah itu. Sejak bekerja kepada Ishtar, dia mengaku telah telah berhubungan seks dengan banyak pria.
Tidak berselang lama, seorang pria menggenggam mikrofon memperkenalkan salah satu wanita, yang berjalan di tengah-tengah kepulan asap rokok di bar tersebut. ”Aaliyah,” kata wanita itu memperkenalkan dirinya. Oleh manajer bar, dia tidak diperbolehkan duduk, melainkan hanya boleh berdiri dan menari.
Mengenakan baju dengan bagian lengan yang dipotong, wanita dengan nama sapaan “Aaliyah” itu berujar dalam bahasa arab; ”hidup memiliki banyak kendala.”
Mengutip laman Guardian kemarin, wanita itu menceritakan kisah getir hidupnya. Salah satunya, penderitaan eksploitasi. Aaliyah datang ke Yordania seorang diri dari Suriah. Dia melarikan diri dari perang yang berkecamuk di negaranya, dengan diam-diam meninggalkan keluarganya.
Di Yordania, dia bertemu dengan seorang pria yang berjanji untuk merawatnya. Tapi, lari dari Suriah membuatnya menyesal. ”Saya masih perawan sebelum menikah, tapi setelah tiga bulan dia bosan dan menceraikan saya,” katanya.
”Saya tidak bisa kembali pulang ke keluarga saya, dan memberitahu mereka apa yang telah terjadi pada saya. Saya merasa malu,” lanjut Aaliyah.
Kisahnya hidup di bar, berakhir. Tapi, dia nasibnya jauh lebih buruk, karena dia bekerja pada seseorang bernama Ishtar, sebagai pekerja seks komerasial alias pelacur. Dari pekerjaan barunya itu, Aaliyah mengirim upahnya untuk keluarganya di Damaskus, Suriah.
”Saya memberi mereka uang setiap bulan,membantu mereka, tapi saya tidak memberitahu mereka apa yang saya lakukan. Mereka pikir saya belajar,” kata wanita Suriah itu. Sejak bekerja kepada Ishtar, dia mengaku telah telah berhubungan seks dengan banyak pria.
(mas)