Rumah pemimpin oposisi diserang, Bangkok memanas
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah ledakan keras mengguncang rumah Abhisit Vejjajiva, pemimpin oposisi Thailand, semalam. Insiden itu membuat situasi politik di Thailand semakin memanas.
Tidak ada yang terluka dalam insiden di kediaman pemimpin Partai Demokrat Thailand tersebut. ”Tidak ada seorang pun di rumah pada saat itu. Ledakan menghancurkan bagian atap rumah,” kata seorang petugas polisi di dekat kantor polisi Thong Lor, yang berbicara dalam kondisi anonim.
“Itu bukan bom. Kami khawatir itu bisa menjadi kembang api besar,” lanjut petugas itu, seperti dikutip Reuters, Rabu (15/1/2014).
Sebelum insiden itu, Abhisit dan pemimpin Partai Demokrat lainnya telah bergabung dalam demonstrasi untuk menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Oposisi menegaskan, mereka menolak ambil bagian dalam pemilu yang dijadwalkan digelar 2 Februari 2014.
Kemarin, kubu Yingluck mengundang para pemimpin demo untuk membahas masalah jadwal pemilu. Salah satu anggota komisi pemilu, menyarankan agar pemilu diundur hingga Mei mendatang.
Saran itu muncul setelah situasi Bangkok terus memanas. Hingga kemarin, ribuan massa masih menduduki jalanan Kota Bangkok untuk melumpuhkan kota itu.
Tidak ada yang terluka dalam insiden di kediaman pemimpin Partai Demokrat Thailand tersebut. ”Tidak ada seorang pun di rumah pada saat itu. Ledakan menghancurkan bagian atap rumah,” kata seorang petugas polisi di dekat kantor polisi Thong Lor, yang berbicara dalam kondisi anonim.
“Itu bukan bom. Kami khawatir itu bisa menjadi kembang api besar,” lanjut petugas itu, seperti dikutip Reuters, Rabu (15/1/2014).
Sebelum insiden itu, Abhisit dan pemimpin Partai Demokrat lainnya telah bergabung dalam demonstrasi untuk menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Oposisi menegaskan, mereka menolak ambil bagian dalam pemilu yang dijadwalkan digelar 2 Februari 2014.
Kemarin, kubu Yingluck mengundang para pemimpin demo untuk membahas masalah jadwal pemilu. Salah satu anggota komisi pemilu, menyarankan agar pemilu diundur hingga Mei mendatang.
Saran itu muncul setelah situasi Bangkok terus memanas. Hingga kemarin, ribuan massa masih menduduki jalanan Kota Bangkok untuk melumpuhkan kota itu.
(mas)