Presiden mundur, rakyat CAR bersorak bahagia
A
A
A
Sindonews.com – Michel Djotodia, Presiden interim Republik Afrika Tengah (CAR) resmi mengundurkan diri pada pertemuan puncak regional untuk mengakhiri kekerasan di negara itu.
Keputusan pengunduran diri Djotodia itu disambut meriah oleh rakyat CAR yang turun ke jalan.
Djotodia, menjadi pemimpin Muslim pertama CAR , setelah merebut kekuasaan tahun lalu. Sejak itu, sekitar 20 persen populasi rakyat di negara telah melarikan diri akibat terjadi pertempuran sektarian antara milisi Muslim dan milisi Kristen.
“Itu sudah berakhir, sudah berakhir,” teriak sejumlah rakayat CAR yang turun ke jalan, menyambut pengumuman pengunduran diri Djotodia dari kursi kepresidenan.
Mengutip laman BBC, Sabtu (11/1/2014), Djotodia mengundurkan diri setelah konflik sektarian di negara it uterus memanas, dan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang sejak Desember 2013 lalu.
Sementara itu, saat pengumuman pengunduran diri Djotodia dari jabatan Presiden interim CAR, pasukan Perancis yang menjalankan misi PBB di CAR, mengluarkan beberapa tembakan sporadis sebagai peringatan, agar tidak terjadi bentrokan antar-para militan yang berseteru.
Sejak konflik sektarian pecah di CAR, banyak desa di Ibukota Bangui seperti desa mati yang tak berpenghuni. Kebanyakan warga memilih melarikan diri untuk mencari tempat perlindungan yang aman.
Tindakan warga itu wajar, sebab, sejak kerusuhan sektarian pecah, pembantaian nyaris terjadi saban malam.
Keputusan pengunduran diri Djotodia itu disambut meriah oleh rakyat CAR yang turun ke jalan.
Djotodia, menjadi pemimpin Muslim pertama CAR , setelah merebut kekuasaan tahun lalu. Sejak itu, sekitar 20 persen populasi rakyat di negara telah melarikan diri akibat terjadi pertempuran sektarian antara milisi Muslim dan milisi Kristen.
“Itu sudah berakhir, sudah berakhir,” teriak sejumlah rakayat CAR yang turun ke jalan, menyambut pengumuman pengunduran diri Djotodia dari kursi kepresidenan.
Mengutip laman BBC, Sabtu (11/1/2014), Djotodia mengundurkan diri setelah konflik sektarian di negara it uterus memanas, dan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang sejak Desember 2013 lalu.
Sementara itu, saat pengumuman pengunduran diri Djotodia dari jabatan Presiden interim CAR, pasukan Perancis yang menjalankan misi PBB di CAR, mengluarkan beberapa tembakan sporadis sebagai peringatan, agar tidak terjadi bentrokan antar-para militan yang berseteru.
Sejak konflik sektarian pecah di CAR, banyak desa di Ibukota Bangui seperti desa mati yang tak berpenghuni. Kebanyakan warga memilih melarikan diri untuk mencari tempat perlindungan yang aman.
Tindakan warga itu wajar, sebab, sejak kerusuhan sektarian pecah, pembantaian nyaris terjadi saban malam.
(mas)