Mossad latih Mandela di Ethiopia
A
A
A
Sindonews.com - Agen rahasia Israel, Mossad, yang beroperasi di Ethiopia pernah melatih mantan pemimpin Afrika Selatan, Nelson Mandela pada 1962.
Klaim itu muncul dari sebuah bocoran arsip Israel yang menyebut, Mandela dilatih agen Mossad untuk perang dan sabotase.
Bocoran itu berasal dari sebuah surat dari seorang pejabat Mossad ke Kementerian Luar Negeri Israel, tertanggal 11 Oktober 1962. Judul surat itu, “The Black Pimpernel”. Bocoran surat itu, kemudian dirilis ke publik, kemarin.
”(Mossad) melatih seseorang (Mandela) di Ethiopia, untuk sabotase dan penggunaan senjata,” bunyi surat itu. Surat itu dirilis kembali, dengan klaim untuk menghormati pahlawan anti - apartheid dan mantan pemimpin ANC itu, yang meninggal bulan ini.
Menurut surat kabar Israel, Haaretz, Senin (23/12/2013), istilah "Etiopia" diduga sebagai nama kode untuk agen Mossad Israel yang bekerja di Ethiopia. ”Saya menyambut orang-orang kita dengan ‘Shalom' (salam bahasa Ibrani), akrab. Israel menciptakan kesan seorang pria berpendidikan,” lanjut surat itu yang mengacu pada sosok Mandela.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sebelumnya telah menjadi sorotan dunia, karena tidak melayat ke Afrika Selatan, dengan alasan biaya transportasi mahal.
Klaim itu muncul dari sebuah bocoran arsip Israel yang menyebut, Mandela dilatih agen Mossad untuk perang dan sabotase.
Bocoran itu berasal dari sebuah surat dari seorang pejabat Mossad ke Kementerian Luar Negeri Israel, tertanggal 11 Oktober 1962. Judul surat itu, “The Black Pimpernel”. Bocoran surat itu, kemudian dirilis ke publik, kemarin.
”(Mossad) melatih seseorang (Mandela) di Ethiopia, untuk sabotase dan penggunaan senjata,” bunyi surat itu. Surat itu dirilis kembali, dengan klaim untuk menghormati pahlawan anti - apartheid dan mantan pemimpin ANC itu, yang meninggal bulan ini.
Menurut surat kabar Israel, Haaretz, Senin (23/12/2013), istilah "Etiopia" diduga sebagai nama kode untuk agen Mossad Israel yang bekerja di Ethiopia. ”Saya menyambut orang-orang kita dengan ‘Shalom' (salam bahasa Ibrani), akrab. Israel menciptakan kesan seorang pria berpendidikan,” lanjut surat itu yang mengacu pada sosok Mandela.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sebelumnya telah menjadi sorotan dunia, karena tidak melayat ke Afrika Selatan, dengan alasan biaya transportasi mahal.
(mas)