AS berhasil evakuasi warganya dari Sudan Selatan
A
A
A
Sindonews.com – Setelah mengalami kegagalan dalam proses evakuasi warga negaranya dari Sudan Selatan pada Sabtu (21/12/2013), Amerika Serikat (AS) akhirnya berhasil melakukan proses evakuasi itu pada Minggu (22/12/2013).
Proses evakuasi dilakukan di Kota Bor, ibu kota negara bagian Jonglei. Pada Sabtu, pesawat AS yang terbang ke kota itu ditembaki oleh kaum militan. Akibatnya, empat tentar AS terluka dan proses evakuasi pun dibatalkan.
Evakuasi pada Minggu pun akhirnya dilakukan menggunakan helikopter sipil. “Warga negara AS dan warga negara dari negara-negara mitra AS diangkut dari Kota Bor ke Juba, ibu kota Sudan Selatan dengan menggunakan helikopter sipil PBB dan AS,” jelas Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki.
Menurutnya, langkah-langkah yang diambil untuk memastikan faksi yang terlibat pertempuran sadar, bahwa penerbangan ini adalah misi kemanusiaan.
“Sekitar 380 pejabat dan warga negara AS, serta sekitar 300 warga negara lain telah diterbangkan ke Nairobi, Kenya dan tempat-tempat lain dengan empat penerbangan carteran dan lima pesawat militer,” papar Psaki, seperti dikutip dari Xinhua.
Proses evakuasi dilakukan di Kota Bor, ibu kota negara bagian Jonglei. Pada Sabtu, pesawat AS yang terbang ke kota itu ditembaki oleh kaum militan. Akibatnya, empat tentar AS terluka dan proses evakuasi pun dibatalkan.
Evakuasi pada Minggu pun akhirnya dilakukan menggunakan helikopter sipil. “Warga negara AS dan warga negara dari negara-negara mitra AS diangkut dari Kota Bor ke Juba, ibu kota Sudan Selatan dengan menggunakan helikopter sipil PBB dan AS,” jelas Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki.
Menurutnya, langkah-langkah yang diambil untuk memastikan faksi yang terlibat pertempuran sadar, bahwa penerbangan ini adalah misi kemanusiaan.
“Sekitar 380 pejabat dan warga negara AS, serta sekitar 300 warga negara lain telah diterbangkan ke Nairobi, Kenya dan tempat-tempat lain dengan empat penerbangan carteran dan lima pesawat militer,” papar Psaki, seperti dikutip dari Xinhua.
(esn)