PBB: Kekerasan di Sudan Selatan bisa menyebar
A
A
A
Sindonews.com – Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, pada Rabu (18/12/2013), mengatakan, bahwa aksi kekerasan di Sudan Selatan yang telah merenggut ratusan nyawa dalam beberapa hari terakhir, bisa saja menyebar ke bagian lain dari negara termuda di Afrika tersebut.
"Ini adalah krisis politik dan perlu segera ditangani melalui dialog politik," kata Ki-moon kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters. "Ada risiko, aksi kekerasan ini menyebar ke negara-negara lain (di Sudan Selatan), seperti beberapa tanda-tanda yang telah kita lihat ini," lanjutnya.
PBB telah menerima laporan dari sumber-sumber lokal, bahwa sebanyak 500 orang telah tewas selama kemunculan terbaru aksi kekerasan di Sudan Selatan. Sementara itu, Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, mengatakan, bahwa ia siap untuk berdialog dengan mantan Wakil Presiden Riek Machar yang dituduh berada di balik upaya kudeta.
"Saat ditanya apakah ia akan menerima dialog, dia mengaku siap untuk dialog," kata Juru Bicara Kepresidenan Sudan Selatan, Ateny Wek Ateny, pada Reuters melalui telepon.
Kiir, yang telah menanggapi pertanyaan pada konferensi pers, mengatakan, tidak ada pembicaraan saat ini dengan Machar, yang dipecat pada Juli lalu. Di masa lalu, keduanya yang berasal dari etnis berbeda, kerap terlibat bentrok.
"Ini adalah krisis politik dan perlu segera ditangani melalui dialog politik," kata Ki-moon kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters. "Ada risiko, aksi kekerasan ini menyebar ke negara-negara lain (di Sudan Selatan), seperti beberapa tanda-tanda yang telah kita lihat ini," lanjutnya.
PBB telah menerima laporan dari sumber-sumber lokal, bahwa sebanyak 500 orang telah tewas selama kemunculan terbaru aksi kekerasan di Sudan Selatan. Sementara itu, Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, mengatakan, bahwa ia siap untuk berdialog dengan mantan Wakil Presiden Riek Machar yang dituduh berada di balik upaya kudeta.
"Saat ditanya apakah ia akan menerima dialog, dia mengaku siap untuk dialog," kata Juru Bicara Kepresidenan Sudan Selatan, Ateny Wek Ateny, pada Reuters melalui telepon.
Kiir, yang telah menanggapi pertanyaan pada konferensi pers, mengatakan, tidak ada pembicaraan saat ini dengan Machar, yang dipecat pada Juli lalu. Di masa lalu, keduanya yang berasal dari etnis berbeda, kerap terlibat bentrok.
(esn)