21 tewas akibat ledakan di tambang batu bara China
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah ledakan akibat gas di tambang batu bara Baiyanggou, di Provinsi Xinjiang, sebelah barat China, Jumat (13/12/2013). Insiden ini menewaskan 21 orang.
Seperti dilaporkan Xinhua, ledakan gas itu membuat 34 penambang terperangkap di dalam tambang. Tim penyelamat berhasil mengeluarkan 13 penambang, namun sisanya ditemukan telah meninggal dunia.
Kecelakaan tambang sering terjadi di China, yang merupakan konsumen terbesar batubara di dunia. Penyebab tingginya angka kecelakan di tambang ini karena operator tambang sering tak mengindahkan peraturan keselamatan.
Pada 2012, dilaporkan 1.384 orang tewas dalam kecelakaan tambang batubara. Jumlah itu turun dari angka 1.973 pada tahun 2011. Beberapa kelompok hak asasi berpendapat, bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi, karena banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan oleh perusahaan pertambangan.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah keselamatan pekerja tambang, Pemerintah China pada tahun lalu telah menutup lebih dari 600 tambang kecil, yang dianggap lebih berbahaya daripada pertambangan skala besar. Namun, langkah itu belum bisa menekan jumlah korban akibat kecelakaan tambang.
Seperti dilaporkan Xinhua, ledakan gas itu membuat 34 penambang terperangkap di dalam tambang. Tim penyelamat berhasil mengeluarkan 13 penambang, namun sisanya ditemukan telah meninggal dunia.
Kecelakaan tambang sering terjadi di China, yang merupakan konsumen terbesar batubara di dunia. Penyebab tingginya angka kecelakan di tambang ini karena operator tambang sering tak mengindahkan peraturan keselamatan.
Pada 2012, dilaporkan 1.384 orang tewas dalam kecelakaan tambang batubara. Jumlah itu turun dari angka 1.973 pada tahun 2011. Beberapa kelompok hak asasi berpendapat, bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi, karena banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan oleh perusahaan pertambangan.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah keselamatan pekerja tambang, Pemerintah China pada tahun lalu telah menutup lebih dari 600 tambang kecil, yang dianggap lebih berbahaya daripada pertambangan skala besar. Namun, langkah itu belum bisa menekan jumlah korban akibat kecelakaan tambang.
(esn)