Qatar ingin negara Teluk terlibat perundingan nuklir Iran
A
A
A
Sindonews.com – Negara-negara Teluk Arab harus memiliki tempat di perundingan nuklir antara kekuatan dunia dan Iran. Sebab, hal ini menyangkut stabilitas regional. Demikian ditegaskan Menteri Luar Negeri Qatar, Khaled al-Attiyah, Sabtu (7/12/2013).
Berbicara kepada Reuters dalam sebuah wawancara, al-Attiyah mengatakan, Gulf Cooperation Council (GCC), sebuah kelompok yang terdiri dari enam negara pengekspor minyak di kawasan Teluk, layak mendapat tempat di meja perundingan, sebagai mitra penting dalam stabilitas regional.
"Kami berada di wilayah ini. Kami prihatin," kata Al-Attiyah. "Saya tahu, bahwa kami memiliki hubungan yang baik dan kami adalah mitra strategis dengan sekutu kami, Amerika Serikay, Inggris, Perancis, dan lain-lain. Jadi, apa yang saya pikirkan, tidak hanya P5 plus Jerman, melainkan harus P5 plus GCC,” bebernya.
"Pada akhir hari (dalam) kesepakatan apapun, GCC dimaksudkan untuk menjadi bagian dari kesepakatan mengenai wilayah tersebut. Kami berusaha untuk mengatakan itu, harus 5 +2," kata Attiyah.
Selama ini, anggota GCC telah berselisih mengenai beberapa isu dengan Iran. Terutama soal dukungan Teheran untuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad dalam perang sipil yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Berbicara kepada Reuters dalam sebuah wawancara, al-Attiyah mengatakan, Gulf Cooperation Council (GCC), sebuah kelompok yang terdiri dari enam negara pengekspor minyak di kawasan Teluk, layak mendapat tempat di meja perundingan, sebagai mitra penting dalam stabilitas regional.
"Kami berada di wilayah ini. Kami prihatin," kata Al-Attiyah. "Saya tahu, bahwa kami memiliki hubungan yang baik dan kami adalah mitra strategis dengan sekutu kami, Amerika Serikay, Inggris, Perancis, dan lain-lain. Jadi, apa yang saya pikirkan, tidak hanya P5 plus Jerman, melainkan harus P5 plus GCC,” bebernya.
"Pada akhir hari (dalam) kesepakatan apapun, GCC dimaksudkan untuk menjadi bagian dari kesepakatan mengenai wilayah tersebut. Kami berusaha untuk mengatakan itu, harus 5 +2," kata Attiyah.
Selama ini, anggota GCC telah berselisih mengenai beberapa isu dengan Iran. Terutama soal dukungan Teheran untuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad dalam perang sipil yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
(esn)