Krisis Bangkok, PM Thailand diultimatum 2 hari untuk lengser

Senin, 02 Desember 2013 - 10:17 WIB
Krisis Bangkok, PM Thailand...
Krisis Bangkok, PM Thailand diultimatum 2 hari untuk lengser
A A A
Sindonews.com – Krisis politik di Bangkok terus memanas, setelah empat demonstran ditembak mati pada Sabtu malam lalu. Massa anti-Pemerintah Thailand tidak gentar, bahkan mengultimatum agar Perdana Menteri Yingluck Shinawatra lengser dalam dua hari.

Demonstran minta Yinglcuk mengembalikan kekuasaan pemerintah kepada rakyat, dan Majelis Rakyat dibubarkan. Namun, kebanyakan pengamat meyakini, meskipun Pemerintah Yingluck lengser, partai berkuasa Partai Pheu Thai tetap akan berkuasa melalui pemilu.

Suthep Thaugsuban, pemimpin demonstrasi besar di Bangkok, mengeluarkan ultimatum itu, saat berunding dengan para demonstran lainnya. Ultimatum itu keluar, sebelum dia bertemu Perdana Menteri Yingluck.

Menurutnya, para demonstran tidak akan puas sampai mencetak "kemenangan bagi rakyat". Tapi, dia tidak menjelaskan, terkait langkah selanjutnya jika ultimatum terhadap Yingluck ditentang.

Mantan legislator dari Partai Demokrat Thailand, yang sebelumnya menolak negosiasi dengan pemerintah itu, menambahkan, bahwa pertemuannya dengan Yingluck itu merupakan pertemuan yang terakhir. ”Tidak ada negosiasi dan tidak ada kompromi,” tegasnya, seperti dikutip Xinhua, Senin (2/12/2013).

Semua pemimpin Angkatan Bersenjata Thailand, termasuk Kepala Angkatan Darat, Prayuth Chan -Ocha, dilaporkan ikut menyaksikan pertemuan kedua kubua di sebuah lokasi yang dirahasikan itu. Ikut hadirnya pejabat militer Thailand dalam pertemuan itu, pihak militer dianggap sudah terlibat konflik politik di negara itu.

Kendati demikian, kemarin, Prayuth telah mengklaim sikap militer netral. Menurutnya, pihak militer hanya menjadi penengah antara pemerintah dan demonstran untuk mengakhiri konflik.

Demonstrasi anti-pemerintah pecah di Thailand, setelah partai berkuasa, yakni Partai Puea Thai mengusung RUU amnesti yang didukung Pemerintah Yinglcuk. Namun, kelompok oposisi curiga, RUU itu sebagai siasat Yinglcuk untuk membebaskan bekas PM Thaksin Shinawatra (kakak Yingluck) dari kasus korupsi tahun 2008. Thaksin kini berada di pengasingan.

Yinglcuk sendiri, lolos dari mosi tidak percaya yang digalang parlemen untuk menyikapi demonstrasi besar di negara itu. Lolosnya Yinglcuk dari mosi tidak percaya, bukan hal yang mengherankan. Sebab, mayoritas kursi parlemen dikuasai partai yang mendukung Yinglcuk.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6963 seconds (0.1#10.140)