Ribuan orang demo tuntut PM Thailand mundur
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan demonstran anti – pemerintah Thailand turun ke jalan di Ibukota Thailand, Bangkok, pada Senin (25/11/2013). Massa menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengundurkan diri dari jabatannya.
Demonstrasi besar di Thailand pertama kali pecah setelah demonstrasi besar yang berujung pada kerusuhan mematikan tahun 2010 lalu.
Polisi anti-huru hara berjaga di sejumlah kantor pemerintah, pangkalan militer dan stasiun televisi negara. Massa meneriakkan “keluar” di setiap kantor pemerintah yang mereka datangi.
Demonstrasi besar ini dipicu munculnya RUU amnesti yang didukung pemerintah. RUU itu dicurigai sebagai siasat Yingluck untuk mengampuni dan memulangkan bekas PM Thailand, yang juga kakaknya, Thaksin Sinawatra dari pengasingan akibat kasus korupsi tahun 2008.
Meski RUU itu tidak disetujui senat, demonstrasi terus terjadi. Massa terus menyerukan desakan agar Yingluk mundur. ”Minggu ini adalah waktu yang genting. Pilihan sangat terbatas untuk pemerintah,” kata Thitinan Pongsudhirak, seorang analis politik di Bangkok Chulalongkorn University, seperti dikutip Reuters.
Yingluck yang menghadapi perdebatan politik atas RUU itu telah menghalanginya untuk lawatan ke luar negeri. ”Saya tidak punya niat untuk mengundurkan diri atau membubarkan DPR,” kata Yingluck kepada wartawan. ”Kabinet masih bisa berfungsi, meskipun kami menghadapi beberapa kesulitan. Semua pihak telah menunjukkan tujuan politik mereka.”
Para demonstran berbaris menuju ke-12 bangunan, termasuk markas tentara Thailand. Massa mendesak agar para PNS ikut bergabung bersama mereka menuntut Yingluck mundur. ”Kami akan protes damai, meniup peluit dan menyerahkan karangan bunga keluar bunga,” ujar Suthep Thaugsuban , bekas wakil perdana menteri Thailand yang ikut demo.
Demonstrasi besar di Thailand pertama kali pecah setelah demonstrasi besar yang berujung pada kerusuhan mematikan tahun 2010 lalu.
Polisi anti-huru hara berjaga di sejumlah kantor pemerintah, pangkalan militer dan stasiun televisi negara. Massa meneriakkan “keluar” di setiap kantor pemerintah yang mereka datangi.
Demonstrasi besar ini dipicu munculnya RUU amnesti yang didukung pemerintah. RUU itu dicurigai sebagai siasat Yingluck untuk mengampuni dan memulangkan bekas PM Thailand, yang juga kakaknya, Thaksin Sinawatra dari pengasingan akibat kasus korupsi tahun 2008.
Meski RUU itu tidak disetujui senat, demonstrasi terus terjadi. Massa terus menyerukan desakan agar Yingluk mundur. ”Minggu ini adalah waktu yang genting. Pilihan sangat terbatas untuk pemerintah,” kata Thitinan Pongsudhirak, seorang analis politik di Bangkok Chulalongkorn University, seperti dikutip Reuters.
Yingluck yang menghadapi perdebatan politik atas RUU itu telah menghalanginya untuk lawatan ke luar negeri. ”Saya tidak punya niat untuk mengundurkan diri atau membubarkan DPR,” kata Yingluck kepada wartawan. ”Kabinet masih bisa berfungsi, meskipun kami menghadapi beberapa kesulitan. Semua pihak telah menunjukkan tujuan politik mereka.”
Para demonstran berbaris menuju ke-12 bangunan, termasuk markas tentara Thailand. Massa mendesak agar para PNS ikut bergabung bersama mereka menuntut Yingluck mundur. ”Kami akan protes damai, meniup peluit dan menyerahkan karangan bunga keluar bunga,” ujar Suthep Thaugsuban , bekas wakil perdana menteri Thailand yang ikut demo.
(mas)