Kondisi WNI Overstayer di rumah imigrasi Sumaishy

Jum'at, 15 November 2013 - 16:28 WIB
Kondisi WNI Overstayer di rumah imigrasi Sumaishy
Kondisi WNI Overstayer di rumah imigrasi Sumaishy
A A A
Sindonews.com - Konjen Indonesia di Jeddah mengingatkan para WNI Overstayer (WNIO) agar bersikap tenang dan tunduk para peraturan serta tidak melakukan tindakan yang merugikan mereka selama berada di dalam Tarhil (Rumah Imigrasi) Sumaisy.
Kondisi Tarhil Sumaisy dipenuhi banyak migran hal itu membuat kondisi WNIO semakin sulit, mereka yang awalnya ditempatkan dalam kamar khusus, sekarang bercampur dengan warga afrika dan migran lainnya.

"Kondisi antrian untuk proses exit ini juga sudah sering disosialisasikan kepada WNIO yang masih bersikeras, agar mereka mengerti bahwa proses exit itu bukanlah dalam hitungan hari dan minggu, kemungkinan berbulan-bulan dan bertahun-tahun, apabila Tarhil Sumaisy sudah penuh," tutur salah satu pejabat KJRI Jeddah, seperti dikutip dari situs resmi Kemlu RI.

Hingga saat ini, 7.885 WNIO telah masuk di Shumaisy dan 484 orang WNI telah pulang via pesawat Garuda Indonesia pada tanggal 10 November 2013. Dengan masih banyaknya WNIO yang berada di Tarhil Sumaisy , maka KJRI telah menghimbau agar para WNIO lainnya tetap bekerja dan tetap di tempat sambil menunggu proses rekan-rekannya yang masih berproses di Tarhil.

Dalam rangka sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat, KJRI Jeddah juga telah mengundang wakil unsur masyarakat berjumlah 17 orang dalam pertemuan di ruang rapat KJRI Jeddah, Minggu (10/11/2013) yang dihadiri oleh Staf Ahli Menlu bidang Manajemen, Dubes Ibnu Said, Direktur PWNI dan BHI Tatang Abdul Razak dan Konjen RI Jeddah Dharmakirty Syailendra.

Dubes Ibnu berharap para wakil masyarakat dapat menyamakan ide, meskipun langkahnya berbeda, karena peran masyarakat adalah sebagai partner pemerintah dalam menyelesaikan masalah Overstayers di Arab Saudi. "Prevention, Early detection dan immediate respond perlu untuk menghadapi masalah yang ada", ujar Dubes Ibnu.

"Kepada para wakil masyarakat diharapkan agar dapat memberikan pengertian kepada para WNI untuk sabar dan tidak memaksakan diri bergerombol atau bahkan melakukan kekerasan untuk minta dipulangkan, karena belajar dari kejadian warga Ethiopia yang mendesak otoritas Arab Saudi justru akan menyengsarakan diri mereka sendiri dan membuat jatuhnya korban meninggal".

Dalam kesempatan tersebut Konjen RI menjelaskan proses-proses yang berjalan di Tarhil dan rumitnya pengurusan prosedur yang ditangani oleh petugas Imigrasi/Tarhil dalam jumlah yang sangat terbatas, sehingga memakan waktu yang lama dan sempat pada tahap pertama mengirim WNI ke Tarhil perlu waktu lebih dari 24 jam untuk menyelesaikan pendataan dan pemindahan ke dalam kamar imigrasi Tarhil.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7410 seconds (0.1#10.140)
pixels