Polio mewabah di Suriah, Libanon vaksinasi Balita
A
A
A
Sindonews.com - Libanon, negara yang menampung ratusan ribu pengungsi Suriah memutuskan untuk memberikan vaksinasi terhadap semua anak balita, Jumat (25/10/2013). Keputusan itu datang setelah virus yang mampu melumpuhkan penderitanya itu muncul di Suriah.
"Kami menargetkan pemberian vaksin terhadap 700 anak anak (Libanon dan lainnya) dalam operasi ini," ungkap Menteri Kesehatan Libanon, Ali Hassan Khalil.
"Sejumlah dokter dari unit pelayanan setempat akan bekerjasama dengan Organisasi Anak PBB (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan PBB (WHO) akan mendatangi rumah warga satu persatu untuk memberika vaksin bagi anak-anak. Tim juga akan memberikan vaksi bagi anak-anak yang memasuki Libanon lewat jalur darat maupun bandara internasional Libanon," terang Khalil.'
Sehari sebelumnya, WHO mengungkapkan, berdasarkan hasil tes awal, sebanyak 22 orang menunjukan acute flaccid paralysis, sebuah gelaja yang menujukan terinfeksi penyakit polio di Provinsi Deir al-Zor, sisi timur Suriah yang berbatasan dengan Irak. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak. Kepastian tentang wabah tersebut akan dirilis pekan depan, setelah laboratorium mengeluarkan hasil tes mereka.
Jika benar dikonfirmasi 22 orang tersebut terinveski maka ini akan menjadi wabah pertama sejak tahun 1999. Sementara Pemerintah Libanon berhasil menghapuskan keberadaan virus tersebut 12 tahun yang lalu.
"Jelas, situasi di lapangan saat ini terkendali di bawah kontrol petugas medis yang sedang kita upayakan. Tidak ada krisis dan tidak ada kepanikan," ungkap Khalil.
Polio adalah endemik yang terdapat pada tiga negara yakni, Nigeria, Pakistan dan Afghanistan. Menurut WHO, sejak mulai melakukan kampanye melawan penyebaran polisi pada tahun 1988 silam, jumlahnya dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari 350 ribu kasus menjadi 223 kasus pada 2012 lalu.
"Kami menargetkan pemberian vaksin terhadap 700 anak anak (Libanon dan lainnya) dalam operasi ini," ungkap Menteri Kesehatan Libanon, Ali Hassan Khalil.
"Sejumlah dokter dari unit pelayanan setempat akan bekerjasama dengan Organisasi Anak PBB (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan PBB (WHO) akan mendatangi rumah warga satu persatu untuk memberika vaksin bagi anak-anak. Tim juga akan memberikan vaksi bagi anak-anak yang memasuki Libanon lewat jalur darat maupun bandara internasional Libanon," terang Khalil.'
Sehari sebelumnya, WHO mengungkapkan, berdasarkan hasil tes awal, sebanyak 22 orang menunjukan acute flaccid paralysis, sebuah gelaja yang menujukan terinfeksi penyakit polio di Provinsi Deir al-Zor, sisi timur Suriah yang berbatasan dengan Irak. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak. Kepastian tentang wabah tersebut akan dirilis pekan depan, setelah laboratorium mengeluarkan hasil tes mereka.
Jika benar dikonfirmasi 22 orang tersebut terinveski maka ini akan menjadi wabah pertama sejak tahun 1999. Sementara Pemerintah Libanon berhasil menghapuskan keberadaan virus tersebut 12 tahun yang lalu.
"Jelas, situasi di lapangan saat ini terkendali di bawah kontrol petugas medis yang sedang kita upayakan. Tidak ada krisis dan tidak ada kepanikan," ungkap Khalil.
Polio adalah endemik yang terdapat pada tiga negara yakni, Nigeria, Pakistan dan Afghanistan. Menurut WHO, sejak mulai melakukan kampanye melawan penyebaran polisi pada tahun 1988 silam, jumlahnya dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari 350 ribu kasus menjadi 223 kasus pada 2012 lalu.
(esn)