580 anjing & kucing AS mati usai makan dendeng China

Rabu, 23 Oktober 2013 - 19:39 WIB
580 anjing & kucing AS mati usai makan dendeng China
580 anjing & kucing AS mati usai makan dendeng China
A A A
Sindonews.com - Badan Pengawas Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat (AS) meminta pemilik hewan peliharaan untuk menghubungi mereka setelah menerima sejumlah laporan banyak hewan peliharaan jatuh sakit setelah memakan dendeng yang memiliki tautan dengan China, seperti dilansir telegraph, Rabu (23/10/2013).

Sejak tahun 2007, FDA telah mencatat 580 anjing dan kucing meninggal sementara 3.600 anjing dan 10 kucing jatuh sakit setelah memakan dendeng yang memiliki tautan dengan China. FDA sejauh ini telah melakukan 1.200 tes dan mengunjungi produsen dendeng buatan China, sayangnya hingga kini upaya yang mereka lakukan belum membuahkan hasil.

FDA hingga kini belum dapat memastikan apa penyakit yang disebabkan oleh dendeng yang memiliki tautan dengan China. "Ini adalah salah satu wabah paling sulit dan misterius yang pernah kami temui," ungkap Bernadette Dunham, direktur pusat FDA untuk Kedokteran Hewan. "Hewan berkaki empat yang kami cintai itu layak menerima usaha terbaik kami dan kami memberikannya," imbuh Dunham.

"Sebagai pecinta hewan, kami punya harapan yang besar, dalam waktu dekat kami akan menemukan penyebab dan menghentikan penyakit ini," imbuh Dunham.

FDA baru-baru ini juga telah meminta dokter hewan untuk melacak dan mengirimkan informasi mengenai hewan-hewan yang memiliki gejala terkait dengan penyakit ini. Beberapa jam setelah mengkonsumsi dendeng atau potongan daging kering yang terbuat dari ayam, bebek, kentang manis atau buah kering, sejumlah hewan peliharaan telah menunjukkan gejala termasuk, penurunan aktivitas, nafsu makan, muntah dan diare, bahkan kesulitan kencing.

Awal tahun ini, sejumlah dendeng telah dihapus dari pasaran, setelah laboratorium di New York AS menemukan dendeng tersebut mengandung enam jenis obat. Jumlah hewan yang mengalami keracunan menunjukan pengurangan setelah dua distributor penjual makanan menarik produk mereka dari pasaran.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7123 seconds (0.1#10.140)