Dramatis, polisi hentikan pilpres Maladewa

Sabtu, 19 Oktober 2013 - 11:09 WIB
Dramatis, polisi hentikan pilpres Maladewa
Dramatis, polisi hentikan pilpres Maladewa
A A A
Sindonews.com- Polisi di Maladewa secara dramatis menghentikan proses pemilihan presiden (pilpres) Maladewa putaran kedua, di menit-menit akhir setelah KPU mengumumkan pilpres digelar hari ini (19/10/2013). Petugas polisi memasuki kantor KPU dan menghentikan para petugas distribusi logistik pilpres.

Pemilu Presiden Maladewa mengalami kekisruhan, setelah Mahkamah Agung menganulir hasil pilpres putaran pertama yang diduga sarat kecurangan.

Komisi Pemilu Umum (KPU) setempat membuat pengumuman, bahwa pemungutan suara untuk pilpres putaran kedua digelar sesuai jadwalnya, yakni hari ini. Namun, polisi memasuki kantor KPU dan menghentikan para petugas KPU.

”Kami akan mengadakan pemilu sesuai dengan putusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung,” kata Kepala KPU Maladewa, Fuwad Thowfeek, seperti dikutip Reuters. ”Awal pemungutan suara mungkin tertunda di beberapa tempat, tapi kami akan memberikan waktu lebih untuk warga yang ingin memberikan hak suara mereka,” ujarnya sebelum kedatangan para petugas polisi.

Tak berselang lama, setelah menyampaikan pilpres putaran kedua dilangsungkan, para petugas polisi memasuki kantor KPU. Thowfeek pun terpaksa minta proses pemungutan suara dihentikan.

Pilpres putaran kedua, sejatinya menjadi ajang pertarungan pemimpin oposisi Mohamed Nasheed dengan dua lawannya Gasim Ibrahim dan Abdulla Yameen. Tapi kedua lawan Nasheed itu menolak jadwal pilpres, karena daftar pemilih dianggap janggal.

Keduanya menolak pilpres putaran kedua dilangsungkan, sampai ada pembenahan masalah daftar pemilih.

Dalam pilpres putaran pertama, September 2013 lalu, Nasheed menang dengan perolehan 45 persen suara, dan calon presiden incumbent, Mohamed Waheed hanya meraih 5 persen suara. Namun, pekan lalu , Mahkamah Agung Maladewa menganulir hasil pilpres putaran pertama, karena diduga sarat kecurangan.

Para pengamat internasional telah memuji semua pelaksanaan pemilihan putaran pertama. Para pendukung Nasheed mengecam pembatalan hasil pemilu presiden putaran pertama oleh Mahkamah Agung.

Nasheed pernah berkuasa di Maladewa pada tahun 2008 melalui pemilu. Tapi, dia mengundurkan diri di tengah protes yang diwarnai kekerasan dan pemberontakan oleh petugas polisi senior pada Februari 2012.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5866 seconds (0.1#10.140)