Mantan Presiden Maladewa Terluka Terkena Ledakan Bom
loading...
A
A
A
MALE - Mantan presiden Maladewa , Mohamed Nasheed, dilarikan ke rumah sakit setelah terluka akibat sebuah ledakan yang diduga berasal dari bom di luar rumahnya pada Kamis. Hal itu diungkapkan juru bicara Partai Demokrat Maladewa yang berkuasa.
Dua anggota keluarga dekat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena situasi yang sensitif, mengatakan kepada Reuters bahwa Nasheed masih bisa berbicara dan responsif sebelum dirawat dengan anestesi di rumah sakit.
Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih, sekutu dekat Nasheed, mengatakan penyelidikan atas ledakan itu sedang dilakukan.
Gambar dari stasiuan televisi milik negara, PSM, menunjukkan petugas keamanan mengamankan tempat kejadian di Ibu Kota Male. Stasiun televisi itu melaporkan seorang turis asing juga terluka.
"Mengutuk keras serangan terhadap Ketua Parlemen, Presiden Mohamed Nasheed malam ini," kata Menteri Luar Negeri Abdulla Shahid dalam sebuah tweet.
"Serangan pengecut seperti ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Pikiran dan doaku bersama Presiden Nasheed dan orang lain yang terluka dalam serangan ini, serta keluarga mereka," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Jumat (7/5/2021).
Nasheed, yang menjadi presiden pertama Maladewa yang terpilih secara demokratis pada tahun 2008, tetap menjadi tokoh berpengaruh sejak meninggalkan jabatannya pada tahun 2012. Ia adalah presiden partai yang berkuasa dan, setelah kembali dari masa pengasingan, menjabat sebagai ketua parlemen sejak 2019.
Negara kepulauan ini di masa lalu dikenal karena kerusuhan politik serta kekerasan militan Islam.
Pada 2015, mantan presiden Abdulla Yameen berhasil selama dari ledakan di speedboatnya, sementara ledakan tahun 2007 yang dituduhkan pada militan Islam menargetkan turis asing dan melukai 12 orang.
Dua anggota keluarga dekat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena situasi yang sensitif, mengatakan kepada Reuters bahwa Nasheed masih bisa berbicara dan responsif sebelum dirawat dengan anestesi di rumah sakit.
Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih, sekutu dekat Nasheed, mengatakan penyelidikan atas ledakan itu sedang dilakukan.
Gambar dari stasiuan televisi milik negara, PSM, menunjukkan petugas keamanan mengamankan tempat kejadian di Ibu Kota Male. Stasiun televisi itu melaporkan seorang turis asing juga terluka.
"Mengutuk keras serangan terhadap Ketua Parlemen, Presiden Mohamed Nasheed malam ini," kata Menteri Luar Negeri Abdulla Shahid dalam sebuah tweet.
"Serangan pengecut seperti ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Pikiran dan doaku bersama Presiden Nasheed dan orang lain yang terluka dalam serangan ini, serta keluarga mereka," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Jumat (7/5/2021).
Nasheed, yang menjadi presiden pertama Maladewa yang terpilih secara demokratis pada tahun 2008, tetap menjadi tokoh berpengaruh sejak meninggalkan jabatannya pada tahun 2012. Ia adalah presiden partai yang berkuasa dan, setelah kembali dari masa pengasingan, menjabat sebagai ketua parlemen sejak 2019.
Negara kepulauan ini di masa lalu dikenal karena kerusuhan politik serta kekerasan militan Islam.
Pada 2015, mantan presiden Abdulla Yameen berhasil selama dari ledakan di speedboatnya, sementara ledakan tahun 2007 yang dituduhkan pada militan Islam menargetkan turis asing dan melukai 12 orang.
(ian)