Amnesty International: Mesir harus stop deportasi pengungsi Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbasis di New York, AS, Amnesty International, menuduh Pemerintah Mesir menahan dan mendeportasi ratusan pengungsi Suriah, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak yang melarikan diri dari perang sipil, Kamis (17/10/2013).
Kepala Amnesti yang mengurusi masalah pengungsi dan hak migran , Sherif Elsayed Ali dalam sebuah pernyataan mengungkapkan, alih-alih menawarkan bantuan dan dukungan bagi pengungsi Suriah, Pemerintah Mesir malah menangkap dan mendeportasi pengungsi Suriah. Ia juga mengecam standar hak asasi manusia yang berlaku di Mesir.
"Sebagian besar pengungsi Suriah kehilangan rumah dan mata pencaharian mereka saat melarikan diri dari Suriah. Kegagalan untuk membantu dan melindungi mereka adalah noda serius bagi reputasi Pemerintah Mesir dan merusak citra Mesir sebagai pemangku kepentingan utama di kawasan," ungkap Ali.
Ali mengatakan, Mesir telah sangat gagal memenuhi kewajiban internasionalnya untuk melindungi hak mereka yang paling rentang, yakni pengungsi. Sejauh ini, ratusan orang telah melarikan diri dari Suriah, termasuk anak-anak. Di lokasi pelarian, mereka justru menghadapi kondisi yang buruk, penahanan atau deportasi.
Pemerintah Mesir sering kali menuduh para pengungsi Suriah mendukung Ikhwanul Muslimin dan terlibat aksi kekerasan politik pasca penggulingan mantan Presiden Mohammed Morsi.
AL Mesir dilaporkan telah mencegat 13 kapal pengungsi Suriah yang berusaha mencapai Eropa. Pemerintah Mesir mengatakan, Mesir telah menampung lebih dari 100 ribu pengungsi Suriah, namun beberapa orang di antara mereka berusaha meninggalkan Mesir dengan kapal- kapal yang penuh sesak menuju Eropa.
Mengutip laporkan badan pengungsi PBB, UNHCR, tercatat sudah 946 pengungsi Suriah yang ditangkap Angkatan Laut (AL) Mesir ketika mencoba menyeberang, hingga kini 724 orang tetap ditahan.
Kepala Amnesti yang mengurusi masalah pengungsi dan hak migran , Sherif Elsayed Ali dalam sebuah pernyataan mengungkapkan, alih-alih menawarkan bantuan dan dukungan bagi pengungsi Suriah, Pemerintah Mesir malah menangkap dan mendeportasi pengungsi Suriah. Ia juga mengecam standar hak asasi manusia yang berlaku di Mesir.
"Sebagian besar pengungsi Suriah kehilangan rumah dan mata pencaharian mereka saat melarikan diri dari Suriah. Kegagalan untuk membantu dan melindungi mereka adalah noda serius bagi reputasi Pemerintah Mesir dan merusak citra Mesir sebagai pemangku kepentingan utama di kawasan," ungkap Ali.
Ali mengatakan, Mesir telah sangat gagal memenuhi kewajiban internasionalnya untuk melindungi hak mereka yang paling rentang, yakni pengungsi. Sejauh ini, ratusan orang telah melarikan diri dari Suriah, termasuk anak-anak. Di lokasi pelarian, mereka justru menghadapi kondisi yang buruk, penahanan atau deportasi.
Pemerintah Mesir sering kali menuduh para pengungsi Suriah mendukung Ikhwanul Muslimin dan terlibat aksi kekerasan politik pasca penggulingan mantan Presiden Mohammed Morsi.
AL Mesir dilaporkan telah mencegat 13 kapal pengungsi Suriah yang berusaha mencapai Eropa. Pemerintah Mesir mengatakan, Mesir telah menampung lebih dari 100 ribu pengungsi Suriah, namun beberapa orang di antara mereka berusaha meninggalkan Mesir dengan kapal- kapal yang penuh sesak menuju Eropa.
Mengutip laporkan badan pengungsi PBB, UNHCR, tercatat sudah 946 pengungsi Suriah yang ditangkap Angkatan Laut (AL) Mesir ketika mencoba menyeberang, hingga kini 724 orang tetap ditahan.
(esn)